WARTABUANA – Pelukis muda Lutfi Yanuar menggelar pameran tunggalnya bertajuk Menoreh Metafora di Orbital Dago, Bandung mulai Jumat(21/1/2022) hingga Senin (21/2/2022). Lutfi mengangkat tema persoalan artefak budaya yang bersumber dari arca, relief candi, ornamen masjid, komik, buku, tapestri, wayang kulit, teks dan karya seni.
Begitu banyak simbol dan tanda dalam artefak budaya yang beroperasi secara metaforis, namun sebagian besar pembahasannya berkutat pada perihal makna di balik tanda. Tidaklah mengherankan jika kemudian artefak budaya tradisi dan beberapa karya seni kontemporer menjadi objek interpretasi semata; kajian berhenti pada urusan tafsir-menafsir dari aspek naratifnya.

Padahal kita bisa beranjak untuk membahas persoalan cara-cara sebuah tanda beroperasi, tentang bagaimana tanda-tanda dalam artefak budaya bekerja dan tidak sekedar menginterpretasikan apa yang digambarkan.
Presentasi suatu simbol atau tanda dari artefak budaya memengaruhi cara kita mencerap, merasa, dan berpikir Presentasi inilah yang diadaptasi oleh Lutfi menjadi beberapa teknik melukis seraya mendemonstrasikan image-image artefak budaya secara kontras. Artefak budaya yang diangkat oleh Lutfi ke dalam lukisan-lukisannya.
Melalui pameran ini, Lutfi berusaha mengungkap makna identitas secara eksistensial dengan membahas aspek interpretasi, demonstrasi dan praksis dari teknik dan komposisi.
Menurut kurator pameran Doni Ahmad mengatakan, Lutfi menjadi seniman yang juga memiliki peran sebagai pengamat. Dengan menyerap produk-produk budaya yang ada di sekelilingnya.
Lebih jauh Doni Ahmad memaparkan, pameran ini berupaya membahas kemungkinan-kemungkinan bagaimana tanda atau simbol bisa bekerja ketika dikomposisikan dengan tanda lainnya melalui aneka cara. Makna dan tafsir dari tanda-tanda yang muncul dalam lukisan Lutfi hanyalah latar belakang, sesuatu yang sekunder bila dibandingkan dengan pembahasan mengenai bagaimana tanda tersebut bisa bekerja.
“Pergeseran sudut pandang terhadap ‘apa’ yang dimaknai menjadi penting di pameran ini. Lutfi mengajak kita untuk memaknai aksi dan tindakannya dalam memilah-memilih serta mengomposisikan unsur-unsur rupa ke atas kanvas. Pertanyaan utama pada pameran ini bukan lagi tentang makna secara informatif di balik image yang naratif dan arbiter tetapi tentang makna dari aksi dan tindakan Lutfi,” jelas Doni Ahmda.
Lutfi Yanuar merupakan lulusan seni rupa ITB. Seniman yang bermukim di Bandung itu sebelumnya terlibat dalam pameran lain. Di antaranya Light of Life The 9th Beijing International Art Biennale di National Art Museum of China, Beijing (2022) dan Sintesis Biennale Seni Rupa Jawa Barat, di Thee Huis, Bandung (2021).
Pameran terbuka untuk umum dan gratis. Pengunjung yang ingin hadir ke lokasi pameran wajib mematuhi protokol kesehatan. []