WARTABUANA – Produsen mobil Italia-Amerika, Fiat Chrysler, merencanakan transisi cepat ke pasar mobil listrik yang baru saja dijajakinya. Perusahaan tersebut pada Rabu (2/12) mengumumkan target agar kendaraan listrik mencakup setidaknya 60 persen dari penjualannya pada akhir tahun depan.
Berita tersebut muncul tiga pekan setelah Fiat Chrysler mengumumkan akuisisi Engie Electric Power Systems, sebuah perusahaan micro-grid dan penyimpanan energi, yang akan membantu dalam pengembangan kendaraan listrik serta layanan berdampak rendah pada lingkungan lainnya.
Fiat Chrysler juga tengah dalam proses merger dengan rival mereka dari Prancis, Peugeot, yang akan membuat sebuah entitas baru yaitu Stellantis, usai persyaratan merger tersebut difinalisasi tahun depan. Berdasarkan data saat ini, Stellantis akan menjadi produsen mobil terbesar keempat di dunia berdasarkan ukuran jumlah kendaraan yang diproduksi. Bahkan setelah merger, Fiat Chrysler dan Peugeot akan terus menjual mobil dengan merek lama mereka.
Pada 2018 lalu, Fiat Chrysler berjanji akan menggelontorkan setidaknya 9 miliar euro (1 euro = Rp17.123) untuk pengembangan kendaraan listrik pada 2022.
Setahun yang lalu, Roberto Di Stefano, kepala pengembangan jaringan dan mobilitas listrik (e-mobility) Fiat Chrysler, mengatakan kepada Xinhua bahwa perusahaan itu berencana menggunakan berbagai jenis mobil listrik dan hibrida untuk mendapatkan pijakan di pasar China.
“Semua orang tahu bahwa pasar e-mobility yang sebenarnya adalah China dan barulah seluruh dunia akan mengikuti,” ujar Di Stefano.
Saham Fiat Chrysler tidak berubah dalam perdagangan pada Rabu, meskipun terus menanjak selama 10 pekan terakhir, menambahkan hampir 33 persen ke nilai perusahaan itu sejak 21 September seiring kian dekatnya finalisasi merger tersebut. [xinhua]