WARTABUANA – Meski kawasan Senayan, Jakarta tengah diramaikan oleh demo buruh, tetap membuat suasana pembukaan dan pameran ICRA 2019 berjalan lancar dan kondusif, serta dihadiri oleh para pecinta karya-karya kreasi nusantara.
Acara yang diselenggarakan mulai tanggal 2–6 Oktober 2019 di Hall A, Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta itu diikuti oleh lebih dari 200 usaha kecil menengah, perajin dan perancang kriya serta produk interior.
ICRA selalu menampilkan karya-karya kreasi mutakhir produk kriya dan gaya hidup. “ICRA merupakan ajang uji petik pasar bagi para kreator dan perajin nasional. ICRA menjadi media interaksi yang efektif antara produsen dengan konsumen dan pasar serta para mitra usaha,” kata Edith Ratna, Ketua Penyelenggara Pameran ICRA 2019.
Indonesia sebagai negara berpenghasilan menengah, merupakan pasar yang semakin menjanjikan bagi produk-produk kriya dan gaya hidup. Sebagai wilayah pasar terbesar nomor 4 di dunia, Indonesia menjadi incaran berbagai produk asing, baik melalui sistem perdagangan tradisional maupun e-commerce.
Pada tahun 2019 ini ICRA menggandeng HDII (Himpunan Desainer Interior Indonesia, HDMI (Himpunan Desainer Mebel Indonesia) dan ADPII (Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia) untuk berperan serta dalam pameran ICRA 2019.
“Start-up companies Indonesia yang bermunculan bagai jamur dan tumbuh menjadi raksasa dalam era perdagangan digital, sebagian besar masih bertumpu pada penjualan barang-barang asing. Salah satu penyebabnya adalah karena kurang mendapat supply dari produk dalam negeri, khususnya produk kriya dan produk gaya hidup,” lanjut Edith.
Pada tahun 2019 ini ICRA menggandeng HDII (Himpunan Desainer Interior Indonesia, HDMI (Himpunan Desainer Mebel Indonesia) dan ADPII (Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia) untuk berperan serta dalam pameran ICRA 2019.
Penyelenggaraan ICRA yang dimulai bertepatan dengan Hari Batik Nasional diharapkan menjadi momentum penting bagi kebangkitan khasanah kriya Indonesia dalam era ekonomi digital menyongsong Indonesia 4.0. Batik sebagai adikriya Indonesia yang telah mendapat pengakuan dunia diharapkan dapat menjadi salah satu lokomotif yang mampu menarik gerbong kriya Indonesia ke dalam percaturan pasar global.
ICRA 2019 adalah pameran dagang yang diselenggarakan setiap tahun dan fokus mempromosikan produk-produk kriya serta produk interior, karya para perancang dan perajin di Indonesia. Digelar secara berkala sejak tahun 2001, ICRA tahun 2019 ini merupakan pameran yang ke-19.
Pada grand opening, ICRA mengusung pagelaran busana Batik Marunda persembahan dari Sumarecon Kelapa Gading. “Ini luar biasa saya melihat kemajuannya, ada Batik Marunda yang disentuh sama desainer ditampilkan oleh penampilan fashion show. Biasanya enak dilihat tapi susah dipakai, tapi ini saya lihat bisa dipakai,” ungkap Emilia Suhemi, selaku perwakilan dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil & Menengah pada kesempatan yang sama.
“Bisa kami katakan bahwa Batik Marunda merupakan batik yang lahir dari tangan ibu-ibu di Rusunawa Marunda, yang juga merupakan simbol kasih sayang seorang ibu kepada keluarga dan kesenian daerah,” sambung Edith.
ICRA 2019 adalah pameran dagang yang diselenggarakan setiap tahun dan fokus mempromosikan produk-produk kriya serta produk interior, karya para perancang dan perajin di Indonesia. Digelar secara berkala sejak tahun 2001, ICRA tahun 2019 ini merupakan pameran yang ke-19.
ICRA 2019 diselenggarakan oleh Adiwastra Nusantara, Komunitas Pegiat Promosi Wastra Nusantara dan dilaksanakan oleh PT Akmara Komunika Maksima. Tanpa dipungut bayaran, diharapkan ICRA 2019 akan dikunjungi oleh lebih dari 10.000 orang dengan target penjualan langsung mampu menembus angka Rp 25 miliar. []