WARTABUANA – Netizen Indonesia dengan beragam profesi mulai beralih ke aplikasi komunikasi dan pesan Turki BiP di tengah kekhawatiran aturan baru Whatsapp yang dinilai melanggar privasi pengguna.
Aplikasi BiP memiliki video call setara HD yang lebih unggul dari Whatsapp dan memiliki kapasitas grup dengan kapasitas 1000 orang dan fasilitas channel dengan layanan subscribe.
Aplikasi ini dibuat oleh Turki sebagai negara Muslim dengan terobosan teknologi yang dapat bersaing dengan negara barat. Erdogan adalah pemimpin yang patut dibanggakan karena seruannya agar negara Muslim memiliki kemandirian teknologi.
Aplikasi BiP menarik karena memiliki fitur yang banyak seperti mode gelap juga dan mengajak user untuk saling berbincang dengan memberikan notifikasi chat random kepada para pengguna baru.
Aplikasi ini memiliki kualitas video yang lebih bagus dan jenis font yang lebih enak dibaca dari Whatsapp.
Namun format font seperti tebal, miring, dan lainnya, belum ada di BIP ini. Belum ada juga fitur tayang video YouTube secara langsung.
BiP bisa melakukan akselerasi cepat dalam teknologinya, bukan mustahil aplikasi ini bisa mengakomodasi platform uang digital yang diterima oleh seluruh dunia, setidaknya untuk komunitas dunia Islam.
Banyaknya masyarakat Indonesia beralih ke BiP karena aplikasi ini lebih dapat menjamin keamanan daripada Whatsapp dan lebih nyaman digunakan.
Selain itu, dia menilai aplikasi BiP mudah digunakan orang awam sehingga mereka mudah beradaptasi dengan fitur-fitur yang ada.
Saat ini BiP mencatat jumlah total pengguna sebanyak 50 juta orang dan tersebar di 192 negara. Sebelumnya, WhatsApp mendesak banyak pengguna untuk menyetujui aturan privasi baru untuk berbagi data pribadi dengan perusahaan-perusahaan milik Facebook.
BIP dibuat pada tahun 2013 oleh Turkcell, perusahaan telekomunikasi yang saham terbesarnya dimiliki pemerintah Turki.
Aplikasi ini menawarkan layanan pesan, panggilan suara, video HD. Dalam fitur-fiturnya, ada opsi pesan yang bisa hilang sehingga memungkinkan pengguna untuk mengirim pesan dengan aman karena pesan tersebut dapat dihilangkan dari si penerima dalam waktu yang ditentukan oleh si pengirim.
Selain itu ada tombol darurat BIP yang memungkinkan kita bisa berbagi lokasi dan situasi dengan 10 orang yang telah ditentukan sebelumnya, baik melalui BIP atau SMS. Fitur darurat itu membuka akses ke ambulans, polisi, pemadam kebakaran dan lembaga penanganan darurat lainnya.
Lebih dari 100.000 unggahan di twitter mengimbau rakyat Turki untuk mengganti aplikasi WhatsApp dengan BIP disertai tagar #deletingWhatsApp. Erdogan menilai bahwa WhatsApp adalah salah satu bentuk kolonialisme digital.
Erdogan pun meminta para wartawan Turki agar meninggalkan WhatsApp dan menggunakan aplikasi lokal. Selain BIP ada juga alternatif pengirim pesan lainnya. Misalnya Ileti, yang dibuat oleh perusahaan pertahanan terkemuka di Turki yaitu Havelsan.
Ileti dirancang untuk komunikasi koorporate, dikembangkan dengan kriptografi kotak putih atau White Box Chryptography (WBC. Perangkat WBC melindungi data pribadi dari kemungkinan diambil pihak lain.[]