JAKARTA, WB – Ketua MPR-RI, Zulkifli Hasan mengaku terus mengikuti kabar kelompok Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Ia melihat kelompok Gafatar merupakan kelompok yang belum mengakui kalau Indonesia adalah negara yang merdeka.
“Saya baca di media massa, memang dasar pendirian organisasi ini adalah belum merdekanya Indonesia,” ujar Zulkifli beberapa waktu lalu lewat siaran persnya.
Ketua Umum DPP PAN ini menambahkan, alasan berdirinya kelompok itu, karena mereka kecewa dengan para pejabat serakah dan kerap bertindak amoral di republik ini.
“Bagi saya, jika ada kelompok atau organisasi seperti ini diperlukan pencerahan dan juga wawasan,” tuturnya.
Heboh Gafatar terkuak setelah banyaknya orang hilang. Salah satu kasus orang hilang adalah kasus dokter Rica dan anaknya di Yogyakarta, yang akhirnya ditemukan di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Kabarnya hilangnya dokter Rica serta beberapa kasus orang hilang di beberapa tempat seperti puluhan PNS di Kabupatan Purbalingga, terkait dengan organisasi Gafatar.
Dari informasi kepolisian, Gafatar terindikasi merupakan pecahan Al Qiyadah Al Islamiah yang dahulu dipimpin Ahmad Musadeq. Mereka merekrut aktivis dan mantan aktivis, serta profesional muda yang kondisinya labil.[]