JAKARTA, WB – Badan Pusat Statistik (BPS), merilis jumlah masyarakat miskin di Indonesia, yang tercatat mencapai 27,77 juta orang pada Maret 2017. Jumlah tersebut bertambah sekitar 10.000 orang dibanding kondisi September 2016 yang mencapai 27,76 juta orang.
Menyikapi itu, anggota DPR Jazuli Juwaini menilai, jika kenaikan jumlah penduduk miskin tersebut harus menjadi warning (peringatan) bagi Pemerintah untuk mengevaluasi program pembangunan yang berorientasi untuk pengentasan kemiskinan.
“Bertambahnya jumlah penduduk miskin sampai dengan bulan maret 2017 ini menunjukkan bahwa program pembangunan ekonomi yang sedang dijalankan oleh pemerintah belum mampu menyentuh masyarakat miskin,” ungkap Jazuli lewat siaran persnya yang diterima wartabuana, Rabu (19/7/2017)
Menurutnya, pemerintah saat ini minim program-program pengentasan kemiskinan dan membantu daya beli masyarakat. Hal itu kata dia berimbas kepada peningkatan jumlah masyarakat miskin.
Hal ini, menurut Jazuli, tidak terlepas dari tingkat ketimpangan (Gini Ratio) yang tidak bergeser signifikan. Rasio gini bulan maret 2017 adalah sebesar 0,393. Angka ini menurun sebesar 0,001 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio September 2016 yang sebesar 0,394. Tetapi, pemerintah perlu diwaspadai bahwa Gini Ratio di daerah perdesaan pada Maret 2017 sebesar 0,320, naik dibanding Gini Ratio September 2016 yang sebesar 0,316.
“Penurunan angka gini ratio sebesar 0,001 point tidak signifikan dalam mengurangi ketimpangan pendapatan antar penduduk. Angka Gini Ratio masih terbilang tinggi dan berbanding lurus dengan tingkat kemiskinan. Sekali lagi menunjukkan minimnya program-program pengentasan kemiskinan,” tandas Jazuli.[]