WARTABUANA – Sebuah laporan menyebutkan bahwa warga Australia menghabiskan dana miliaran dolar setiap tahunnya untuk mengonsumsi obat-obatan terlarang.
Komisi Intelijen Kriminal Australia (Australian Criminal Intelligence Commission/ACIC) pada Kamis (25/2) menerbitkan laporan ke-12 dari Program Pemantauan Obat dalam Air Limbah Nasional (National Wastewater Drug Monitoring Program/NWDMP), yang telah mengukur tingkat penggunaan obat-obatan di Australia sejak 2017.
Diperkirakan bahwa warga Australia mengonsumsi 11.147 kg metamfetamin atau sabu-sabu pada tahun keempat survei, turun dari 11.516 kg pada tahun ketiga.
Konsumsi kokaina meningkat dari 4.636 kg menjadi 5.675 kg, sedangkan MDMA, yang juga dikenal sebagai ekstasi, meningkat 400 kg.
Menurut laporan itu, warga Australia menghabiskan 8,9 miliar dolar Australia (1 dolar Australia = Rp11.181) untuk obat-obatan terlarang, dengan 78 persen di antaranya, atau setara 6,96 miliar dolar Australia, dihabiskan untuk narkoba jenis sabu-sabu.
“Obat-obatan terlarang bersifat melemahkan dan menghancurkan kehidupan serta struktur sejumlah besar komunitas di Australia,” kata Michael Phelan, yang menjabat kepala eksekutif ACIC, dalam pernyataan media.
“Kelompok kriminal terorganisasi menghasilkan uang melalui cara-cara ilegal apa pun yang bisa mereka tempuh dan meraup keuntungan dari impor, pembuatan, perdagangan, dan penjualan obat-obatan terlarang yang merugikan masyarakat,” ujar Phelan.
“Dengan mengukur tingkat konsumsi obat-obatan terlarang dan obat-obatan legal dengan potensi penyalahgunaan, NWDMP dapat mengidentifikasi sumber ancaman baru dan digunakan sebagai indikator kunci dari bahaya yang ditimbulkan oleh berbagai zat ini.”
Untuk kajian ini, sampel air limbah diambil dari sejumlah lokasi yang mencakup 56 persen populasi Australia, atau sekitar 13,2 juta orang. [Xinhua]