JAKARTA, WB – Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya berharap kebijakan 3 in 1 tetap berlaku di sejumlah ruas jalan utama di Jakarta. Pasalnya uji coba penghapusan 3 in 1 yang dilakukan selama sepekan terakhir dinilai malah memperparah kemacetan.
Kepala Sub Direktorat Penegakan Hukum Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Budiyanto mengatakan, terdapat peningkatan volume kendaraan di sejumlah ruas jalan.
“Memang ada peningkatan volume kendaraan terutama akses yang menuju lokasi 3 in 1 dari arah utara, barat, timur maupun selatan yang mengarah ke Semanggi, Sudirman dan Thamrin,” ujar Budiyanto dalam keterangan tertulis kemarin.
Bahkan arus lalu lintas di malam hari baru mulai lancar pada pukul 22.00 WIB. Tak disebutkan lebih jauh peningkatan volume kendaraan selama 3 in 1 tak dihilangkan.
Meski demikian, lanjutnya, terdapat pengurangan volume kendaraan di sejumlah ruas jalan alternatif seperti di Jalan KS Tubun, Jalan Kyai Mansyur, Jalan Abdul Muis, Jalan Palmerah, Jalan Suparman, dan Jalan Rasuna Said.
Menurut Budiyanto, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mesti bersabar jika ingin mengganti kebijakan 3 in 1 dengan Electronic Road Pricing (ERP) atau sistem jalan berbayar. Sebab butuh proses cukup panjang untuk menerapkan ERP di ibukota.
“Lebih baik 3 in 1 tetap berjalan dulu sambil menunggu penggantinya. Seperti ERP atau MRT saya kira prosesnya bisa satu sampai 1,5 tahun, karena menyangkut lelang dan persiapan sarananya,” katanya.
Uji coba penghapusan 3 in 1 dilakukan sejak tanggal 5 hingga 8 April 2016 dan dilanjutkan pada 11 hingga 13 April 2016. Dalam uji coba penghapusan ini kepadatan justru meningkat hingga tiga kali lipat dibandingkan hari biasanya.
Kemacetan terjadi karena banyak pengendara mobil yang menggunakan jalur utama seperti Jalan Sudirman, Jalan Gatot Subroto, dan Jalan MH Thamrin. Pengendara mobil yang biasanya melewati jalur alternatif bertumpuk melintas jalan utama.[]