AS, WB – Intelijen Senior AS mengaku bahwa kecelakaan pesawat Malaysia Airlines MH17 bisa terjadi karena pengaruh dari Rusia, namun tidak ada bukti kuat untuk membuktikan keterlibatan pemerintah Rusia akan hal ini.
Walaupun pemerintah Rusia diketahui mensuplai persenjataan kelompok pemberontak Ukraina yang bertanggung jawab atas penembakan MH17, tidak ada indikasi yang bisa membuktikan misil tersebut berasal dari Rusia.
Ketidakjelasan kasus ini membuat gusar banyak pihak, karena sulit untuk memastikan siapa yang sebenarnya bertanggung jawab atas tragedi tersebut.
Setelah akses menuju lokasi penembakan MH17 sempat diblokir oleh pemberontak, baru kemarin tim investigasi bisa meneliti kotak hitam serta ratusan jenazah. Anehnya, hingga saat ini pemberontak Ukraina mengaku hanya bisa menemukan sekitar 200 mayat, padahal saat kecelakaan ada 298 penumpang terdaftar.
“Kami memang berpikir Rusia memiliki keterlibatan akan suplai senjata pemberontak, pelatihan persenjataan, dan lingkungan di wilayah timur Ukraina tersebut,” ujar Ben Rhodes, deputi keamaan nasional Gedung Putih kepada CNN.
Namun sejak penembakan MH17 terjadi, Presiden Rusia Vladimir Putin langsung mendapat kecaman dan ancaman dari para petinggi negara lain, dan mendesak Putin untuk segera meminta separatis untuk mengembalikan para jenazah.
Kejadian tragis MH17 ini menimbulkan munculnya pertanyaan kenapa maskapai penerbangan internasional tidak diperingatkan untuk menghindari wilayah konflik tersebut. Namun menurut AS, mereka sendiri tidak menyangka separatis Ukraina punya persenjataan canggih misil SA-11 yang menembak MH17.[]