JAWA TIMUR, WB – Mengantisipasi aksi bala dendam kelompok teroris atas keberhasilan aparat kepolisian mengungkap dan memberangus jaringan mereka, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menginstruksikan jajaran Polda hingga Polsek di seluruh Indonesia untuk siaga dan waspada.
Instruksi tersebut terkait erat dengan serangan di Mapolres Banyumas pada Selasa lalu yang merupakan aksi balas dendam pasca penembakan terhadap enam teroris di Dusun Siwalan, Desa Beji, Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur beberapa waktu lalu.
“Kita duga ada hubungan dengan peristiwa di Lamongan dan Tuban. Pimpinan ditangkap dan temannya ada sampai ditindak dan sampai meninggal dunia sehingga, dia melakukan pembalasan dan dirumahnya digeledah juga ada rangkaian-rangkain bom kemudian upaya membuat bom panic. Interogasi sementara kepada TSK ini juga bagian dari jaringan JAD (Jamaah Anshorud Daulah),” kata Tito, Kamis (13/4/2017).
Menanggapi adanya protes sebagian kecil masyarakat yang mempertanyaan tindakan represif aparat kepolisian, Kapolri menjelaskan, sejatinya aparat tidak menggunakan tindakan tegas dan terukur saat menghadapi para teroris di Tuban. Namun karena tindakan para pelaku membahayakan nyawa petugas, maka dilakukan penembakan.
Instruksi Kapolri tersebut langsung disikapi jajaran di daerah. Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Machfud Arifin meminta jajarannya tetap waspada dalam bertugas di lapangan termasuk mengenakan rompi antipeluru dalam menghadapi kemungkinan adanya serangan teroris. “Tujuan mereka untuk melakukan amaliah atau balas dendam,” ujarnya di Probolinggo, Kamis (13/4/2017).
Guna mengantisipasi serangan balasan teroris, anggota polisi yang bertugas di lalu lintas diminta meningkatkan kewaspadaan. Minimal ada 2 personil yang berjaga di pos pantau.
“Dengan kondisi saat ini, bila perlu personil lantas setiap kali bertugas menggunakan rompi anti peluru. Hal itu dilakukan guna mengatisipasi adanya serangan-serangan yang tidak diinginkan. Apalagi kondisi saat ini banyak serangan-serangan kepada anggota polisi,” kata Arifin.
Upaya lain yang dilakukan petugas untuk mengantisipasi maraknya aksi teror yang terjadi di berbagai daerah di Jawa Timur. Polres Probolinggo menggelar cipta kondisi dengan menggelar razia dan pengamanan di obyek vital PLTU Paiton, Kabupaten Probolinggo pada Rabu (12/4/2017).
Razia dan pengamanan ini dilakukan, sebagai upaya untuk mengantisipasi ruang gerak terorisme, yang diduga semakin ambisi melakukan teror terhadap aparat kepolisian dan obyek vital.
Dalam gelar razia tersebut, semua kendaraan baik jenis roda dua maupun empat tak luput dari pemeriksaan. Selain melakukan pemeriksaan terhadap surat-surat kendaraan, polisi juga melakukan penggeledahan bagi kendaraan roda empat yang sedang melintas. Utamanya pengamanan dan pemeriksaan di pintu utama PLTU Paiton.
Kapolres Probolinggo AKBP Arman Asmara Syarifuddin mengatakan, razia teroris ini dilakukan untuk mempersempit ruang gerak teroris. “Razia ini untuk mempersempit ruang gerak teroris,”jelasnya.
Kondisi ini juga mendapat perhatian serius dari kalangan birokrat di daerah. Bupati Tuban H Fathul Huda turut mengapresiasi dan terimakasih kepada jajaran kepolisian dan TNI yang sudah menjaga ketentraman di wilayah kerjanya.
“Jika aparat saat itu tidak sigap, maka bisa menjadi korban penembakan. Beruntung dengan kesigapannya, sehingga personil bisa selamat dari serangan teroris. Selain aparat yang sudah profesional, kami yakin dengan selamatnya personel juga tidak terlepas dari upaya Kapolres Tuban dalam bertirakat, dan selalu puasa Senin-Kamis,” imbuhnya.[]