JAKARTA, WB – Bekas Kepala BNP2TKI, Moh. Jumhur Hidayat menjelaskan bahwa Indonesia saat ini masih kekurangan tenaga profesional khususnya disektor perawat, enginer, arsitek, tenaga survei, akuntan, pariwisata, praktisi medis, dan dokter gigi.
“Dikhawatirkan banyak orang Asean yang datang ke Indonesia dari pada orang kita yang keluar. Karena itu, harus ada langkah-langkah. Kita tidak mau pasar kerja kita diserbu produk-produk dan tenaga asing,” tegas Jumhur dalam pemaparannya pada acara Center Education Service (CES) di Hotel Luwansa Jakarta Selatan, Jumat malam (3/10/2014).
Menurur Jumhur, untuk mengatasi kekhawatiran dalam dunia ketengakerjaan tersebut diperlukan langkah yang akurat.
“Boleh saja mereka masuk ke Indonesia tapi dengan syarat yang diperbolehkan. Seandainya mereka belum merartefikasi konvensi perlindungan buruh migran. Karena dari 10 negara yang sudah diretetivikasi, hanya Indonesia dan Filipina yang sudah melakukan. Jadi kalau ada orang Thailand yang datang ke Indonesia dia harus meretifikas konvensi PBB sehingga itu menjadi adil. karena itu menjadi mandat PBB,” tuturnya
Selain itu, Jumhur juga menambahkan, bahwa sangat penting melakukan sertifikasi kepada para tenaga profesional. Pasalnya selama ini banyak orang pandai dan terampil di negeri yang kaya akan sumber daya alam ini, namun sayang mereka tidak tersertifikasi.
“Sehingga dalam pergaulan ketenagakerjaan internasional, itu yang menjadi alat komunikasi sertifikat. Kalau anda pergi ke Singapura, sertifikat itu yang harus ditunjukkan. Karena itu pemerintah harus pro aktif mendatangi komunitas-komunitas profesional,” tuturnya.
Terkait kegiatan usaha asing di Indonesia, Jumhur yang juga koordinator nasional Aliasi Rakyat Merdeka (ARM) ini menegaskan bahwa akan banyaknya pembangunan pabrik dan perhotelan jangan sampai merekrut tenaga kerja asing. Bagi Jumhur, tidak ada asalan untuk tidak merekrut tenaga kerja dalam negeri.
“Sering terjadi pada mental kita bahwa orang asing lebih bagus. Itu kan pandangan yang keliru.Pokoknya kalau bisa rekrut tenaga kerja orang Indonesia terlebih dahulu.Banyak tenaga kerja kita yang pintar-pintar.Dan jangan mendahulukan tenaga asing untuk dipekerjakan di Indonesia,” tandasnya.[]