MALAYSIA, WARTABUANA – Terkait dua tragedi pesawat Malaysia Airlines yang terjadi sepanjang tahun ini, membuat lebih dari 200 kru dari maskapai tersebut mengajukan resign. Akibatnya, salah satu maskapai elite di Malaysia itu terancam kekurangan staff.
Hal tersebut diakui pihak Malaysia Airlines, dan mengkonfirmasi kalau saat ini telah terjadi kekurangan staff dalam jumlah besar. Ternyata alsan dari banyaknya staf maskapai tersebut yang mengundurkan diri, disebabkan takut akan keselamatan mereka. Selain rasa takut akan keselamatan, dorong dari pihak keluarga untuk segera angkat kaki dari maskapai tersebut menjadi alsan lainnya.
Seperti diketahui, peristiwa naas pesawat MH370 yang hilang pada tanggal 8 Maret lalu dan hingga kini belum dapat ditemukan keberadaannya. Sementara pesawat MH17 hancur tertembak misil teroris di wilayah perbatasan Rusia-Ukraina pada tanggal 17 Juli lalu. Dari peristiwa kedua kecelakaan itu telah menewaskan 537 jiwa dan membuat kru menjadi was-was.
Abdul Malek Ariff, sekretaris persatuan staf maskapai Malaysia Airlines menyatakan kini staf yang masih tersisa masih bertahanm mereka memang tidak resign, namun memiliki rasa takut luar biasa ketika harus bertugas ikut penerbangan.
“Dan karena kekurangan staff, banyak yang kini harus bekerja hingga 12 jam sehari. entah apakah dengan sistem seperti ini maskapai tersebut bisa bertahan lebih lanjut,” ujar Abdul Malek.
Saat ini, maskapaiMalaysia Airlines berada di bawah Khazanah Nasional, akibat peristiwa yang terjadi pada dua pesawat sebelumnya, dalam waktu beberapa bulan ke depan akan direncanakan pengurangan staf dan karyawan serta menghilangkan rute-rute internasional yang kurang menguntungkan.
Memang pasca kejadian tersebut, diduga kalau maskapai Malaysia Airlaines banyak ditinggal penumpangnya. Salah satu bukti adalah ketika Beberapa hari lalu beredar foto di Twitter setelah seorang pengguna memotret suasana penerbangan Malaysia Airlines dari Australia, hanya berisi 3 orang penumpang saja.[]