CAWANG, PJ – Alasan orang menggunakan formalin untuk produksi tahun agar lebih awet tidak mudah busuk. Formalin dipilih karena murah dan berkemampuan baik dalam menghambat perkembangan bakteri. Selain itu, zat ini mampu mempertahankan garam dan kegurihan rasa serta membuat tahu mengembang.
Formalin adalah senyawa kimia yang diperbolehkan bagi penggunaan non makanan. Beberapa fungsinya adalah sebagai pembasmi serangga, bahan campuran parfum dan kosmetik, serta pengawet mayat.
Prof. Dr. dr. I Made Djaja, SKM, MSC daru Fakultas Kesehatan Masyarakat UI menjelaskan efek formalin bagi tubuh. “Konsumsi jangka pendek dapat menyebabkan muntah dan mabuk, sementara akumulasi zat ini dalam jangka panjang bisa menimbulkan penyakit ginjal, otak, dan kanker,” jelasnya.
Menurut I Made Djaja, penggunaan bahan kimia bisa ditemui sejak tahap penyimpanan kedelai, agar bahan baku tahu ini tak mudah rusak. Walaupun begitu, kedelai yang sudah digiling masih rentan terkena bakteri. Makanya, formalin ditambahkan saat adonan tahu akan dicetak.
Jika produsen tidak menggunakan formalin, tahu hasil produksinya bisa berbahaya jika dia tidak menjual langsung produknya. “Formalin bisa ditambahkan oleh pihak kedua, yaitu pedagang, saat tahu akan dijual,” kata Kepala Unit Riset dan Pengembangan Masyarakat & Laboratorium Kesehatan Masyarakat FKM UI ini.
Ciri-ciri tahu berformalin diantaranya, tidak busuk setelah disimpan 3 hari di suhu kamar atau 15 hari di kulkas. Perhatikan juga, apakah teksturnya kenyal (tidak padat tapi tidak mudah hancur), permukaannya kesat, dan berbau menusuk khas formalin.
Sebaiknya menurut I Made Djaja sebelum menyimpan tahu mentah cuci bersih, rebus, lalu masukkan ke kulkas. “Formalin akan luntur dan menguap jika direbus. Selain itu, cara ini juga bisa bikin tahu awet seminggu,” ungkapnya. []