JAKARTA, WB – Meski sudah tahu ide walk out dari ketua fraksinya di parlemen, namun keputusan tersebut tidak membuat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berang. Sebab hal itu dinilai terkait situasi dan kondisi yang terjadi pada saat itu.
“Tidak ada istilah salah tafsir dan salah instruksi seperti harus tampil all out tapi menerimanya jadi walk out. Pak SBY hanya minta ada perbaikan,” papar Ketua Harian Partai Demokrat, Syarief Hasan saat dijumpai di kantor DPP, Senin (29/9/2014).
Syarief menambahkan, atas adanya putusan aksi tersebut, SBY tidak menyalahkan siapapun, namun hanya menyayangkan tidak adanya dukungan resmi yang diberikan terhadap klausul yang diajukan Demokrat.
“Kami tidak bisa menyalahkan siapappun seandainya ada dukungan resmi tentu hasilnya tidak seperti ini. jadi jelas tidak ada transaksi apapun termasuk saat lobi politik terjadi,” ujarnya.
Syarief Hasan, juga membantah pernyataan politikus Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, yang mengatakan dirinya sebagai aktor utama yang meminta Fraksi Demokrat untuk walk out dari rapat paripurna pengesahan RUU Pilkada. Padahal sang inisiatornya adalah ketua fraksi, Nurhayati Ali Assegaf.
Saat itu kata Syarief, Nurhayati tidak mempunyai pilihan selain melakukan walk out. Sebab, usulan yang ditawarkan Demokrat telah ditolak.
“Saya tidak katakan dia bohong. Tapi yang jelas kondisinya saat itu memaksa ketua fraksi untuk mengambil sikap.
Sebelumnya ramai disampaikan kalau Ruhut mengatakan, pesan melakukan walk out tersebut merupakan inisiatif Syarief selaku Ketua Harian, kendati dia memiliki fungsi sebagai pelaksana tugas Ketua Umum. Menurutnya, Syarief ingin mempertahankan 10 poin syarat dukungan Demokrat untuk pilkada langsung. []