WARTABUANA – Para peneliti di Swiss telah meluncurkan uji coba pelatihan untuk melihat apakah anjing pelacak dapat mendeteksi orang yang terinfeksi COVID-19.
Tiga ekor anjing sedang dilatih oleh para peneliti dari Rumah Sakit Universitas Jenewa (Geneva University Hospitals/HUG) selama empat pekan, dengan memaparkan sampel orang yang sakit dan sehat kepada anjing-anjing tersebut. Setelah itu, anjing-anjing tersebut akan menjalani tes mengendus keringat (sweat-sniffing) untuk melihat apakah mereka dapat mengidentifikasi individu yang terinfeksi, ungkap rumah sakit itu dalam sebuah pernyataan daring pada Selasa (2/3).
Jika berhasil, “penggunaan anjing untuk penapisan (screening) COVID-19 dapat dipertimbangkan di Swiss,” lanjut pernyataan tersebut.
Studi itu, yang merupakan kolaborasi antara HUG, rumah sakit universitas terbesar di Swiss, bersama Angkatan Darat Swiss dan Departemen Keselamatan dan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), diperkirakan akan menunjukkan hasil akhir pada Maret.
Hasil awal dari Prancis, Jerman, dan beberapa negara lain menunjukkan bahwa anjing pelacak yang terlatih mampu mendeteksi orang yang terinfeksi COVID-19, papar pernyataan tersebut.
Anjing pelacak dapat menjadi sebuah alternatif yang murah, relatif sederhana, dan ramah untuk metode penapisan yang saat ini digunakan guna memperlambat penularan COVID-19, imbuh Dr. Manuel Schibler, dokter dari Departemen Penyakit Menular di HUG. [Xinhua]