JAKARTA, WB – Aksi kandidat calon presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kerap memamerkan kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia pintar dalam debat capres edisi kedua beberapa hari lalu, menjadi pembicaraan hangat dijejaring media sosial.
Dalam jejaring tersebut, banyak yang menilai kalau aksi mantan walikota Solo tersebut tak ubahnya seorang marketing kartu.
“Gagasan Kartu Indonesia Sehat yang diangkat oleh Jokowi adalah suatu gebrakan yang tepat yang akan menjawab berbagai masalah pelayanan kesehatan yang ada. Ini suatu bentuk kepedulian yang sangat dalam dari sosok Presiden masa depan,” ujar salah satu timses pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla, Poempida Hidayatulloh, Kamis (19/6/2014).
Kesehatan dinilai merupakan konsep untuk menciptakan sebuah Negara kuat, hal itupun menjadi alasan kenapa Jokowi selalu mengangkat kartu Indonesia Sehat dan kartu Indonesia pintar. Maka atas dasar itupun politisi yang bernaung di partai Golkar itu, sangat memahami apa yang dilakukan oleh Jokowi.
“Program Kartu Indonesia Sehat memang merupakan keniscayaan, dan sangat diharapkan oleh Rakyat terutama yang berada di golongan bawah. Secara riil program ini dapat diberlakukan secara Nasional, mengingat berbagai postur APBN yang tidak perlu dapat direalokasikan untuk fokus kepada program yang tersebut,” katanya.
Lebih jauh Poempida menjelaskan, terkait soal kesehatan, telah sesuai dengan amanat UU Kesehatan no 36 tahun 2009. Namun sayangnya sampai saat ini belum pernah terealisasi dalam bentuk anggaran sebesar 5% dari seluruh total APBN. Oleh karena itu, Poempida menyarankan kedepan agar kepesertaan rumah-rumah sakit swasta dalam program itu pun bisa digalakan dengan memberikan insetif khusus agar memperbesar jaringan pelayanan program tersebut.
“Secara garis besar, program Kartu Indonesia sehat ini adalah program penyempurnaan dari program Jaminan Kesehatan Nasional melalui BPJS Kesehatan. Platformnya sudah ada tinggal diendorse dengan kebijakan-kebijakan yang berpihak,” tandasnya.[]