WARTABUANA – Pemerintah Selandia Baru sedang merencanakan sektor pariwisata dengan tampilan baru pascaprogram vaksinasi COVID-19 dan ketika perbatasan internasional dibuka kembali, demikian disampaikan Menteri Pariwisata Selandia Baru Stuart Nash pada Jumat (19/3).
Dalam pidatonya pada konferensi yang digelar di Fakultas Kebijakan Pariwisata Universitas Otago di Queenstown, salah satu resor pariwisata utama Selandia Baru, Nash menjabarkan sejumlah prioritas untuk salah satu industri utama negara itu.
Paket pemulihan pariwisata senilai 400 juta dolar Selandia Baru (1 dolar Selandia Baru = Rp10.446) pada tahun 2020 merupakan intervensi darurat. Lebih lanjut, dukungan struktural akan dibutuhkan pada 2021 sebelum sejumlah perubahan dilakukan untuk mempersiapkan lanskap baru pada 2022 dan seterusnya, kata Nash.
“Paket 2020, dan bantuan pariwisata yang lebih luas seperti subsidi gaji senilai 1,8 miliar dolar Selandia Baru, pinjaman bebas bunga senilai 300 juta dolar Selandia Baru, dan kupon konsultasi atau pelatihan bisnis gratis yang didanai pemerintah, telah membantu operator pariwisata beradaptasi dengan pasar domestik atau mencari berbagai alternatif,” katanya.
“Saya pikir pariwisata internasional skala besar tidak mungkin terjadi sebelum tahun 2022, namun kami bekerja keras untuk membuka gelembung trans-Tasman pada tahun 2021. Kita berada di jalur perkembangan yang benar dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19 untuk sebagian besar warga Selandia Baru hingga akhir tahun ini,” kata sang menteri.
Nash mengatakan bantuan lebih lanjut untuk sektor pariwisata pada 2021 membutuhkan pendekatan yang lebih struktural bagi mereka yang paling membutuhkannya. Dia menambahkan bahwa langkah-langkah berikutnya yang berpotensi diambil sampai perbatasan dibuka kembali meliputi mempermudah perusahaan dalam melakukan hibernasi dan memulai kembali, membantu untuk mendiversifikasi ekonomi regional yang terlalu bergantung pada pariwisata internasional, serta penyaluran pekerja pariwisata ke sektor lain.
“Gambaran jangka panjang untuk sektor pariwisata setelah perbatasan dibuka kembali membutuhkan perubahan yang lebih mendasar,” katanya.
Sektor pariwisata berkontribusi besar terhadap ekonomi nasional Selandia Baru, secara langsung menyumbang sekitar 6 persen Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu sebelum COVID-19.
China telah menjadi pasar pengunjung internasional terbesar kedua di Selandia Baru sejak 2012, sekaligus salah satu penyumbang terbesar dalam hal pengeluaran pengunjung untuk tujuan liburan, menurut organisasi pariwisata nasional Selandia Baru, Tourism New Zealand. [Xinhua]