WARTABUANA – Komisi Eropa pada Rabu (2/12) mengadopsi sebuah strategi untuk mengendalikan pandemi COVID-19 secara berkelanjutan selama perayaan Natal dan Tahun Baru, ketika risiko penularan virus dapat meningkat akibat pertemuan-pertemuan indoor.
Strategi tersebut merekomendasikan upaya kewaspadaan dan kehati-hatian kontinu sepanjang periode musim dingin hingga 2021, ketika program vaksinasi yang aman dan efektif dilakukan, menurut pernyataan komisi itu.
Fokus strategi itu adalah pada upaya jaga jarak fisik (physical distancing) dan pembatasan kontak sosial, tes dan pelacakan kontak, serta perjalanan yang aman selama liburan akhir tahun. Strategi itu juga mendesak negara-negara anggota Uni Eropa (UE) untuk meningkatkan dukungan psikososial guna mengatasi masalah kelelahan dan kesehatan mental akibat pandemi.
Lebih lanjut, komisi tersebut menyerukan pendekatan yang terkoordinasi oleh seluruh anggota UE, yang disebutnya akan memberikan kejelasan bagi masyarakat dan menghindari lonjakan kembali kasus COVID-19.
Coronavirus merenggut satu nyawa setiap 17 detik di Eropa. Kendati tampak mulai stabil, situasi masih terbilang rentan, ujar Komisaris Kesehatan Stella Kyriakides dalam pernyataan tersebut.
“Tahun ini, menyelamatkan nyawa harus lebih diutamakan daripada perayaan,” tegas Kyriakides, sembari memperingatkan bahwa upaya yang dilakukan dalam beberapa pekan dan bulan terakhir tidak boleh terancam.
Penerapan strategi itu dilakukan sehari setelah European Medicines Agency mengumumkan menerima dua permohonan persetujuan UE untuk vaksin dan beberapa jam setelah badan regulasi Inggris memberikan lampu hijau bagi pendistribusian salah satu vaksin itu di negara tersebut.
Selama vaksin yang aman dan efektif tidak tersedia dan sebagian besar populasi tidak diimunisasi, negara-negara anggota UE harus melanjutkan upaya mereka untuk meredam pandemi dengan mengikuti pendekatan yang terkoordinasi, papar pernyataan itu.
Saat dunia sedang berjuang untuk mengatasi pandemi, sejumlah negara termasuk Prancis, Jerman, China, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat berlomba-lomba menemukan vaksin.
Menurut situs web Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hingga 26 November tercatat ada 213 kandidat vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan di seluruh dunia, dan 49 di antaranya dalam tahap uji klinis. [xinhua]