WARTABUANA – Sektor perbankan dan asuransi China telah mengambil banyak langkah untuk mendukung pemulihan ekonomi negara tersebut di tengah gangguan COVID-19, kata seorang pejabat senior pada Selasa (2/3).
Hingga akhir 2020, outstanding pinjaman Renminbi meningkat sebesar 19,6 triliun yuan (1 yuan = Rp2.210) selama awal tahun, dan pinjaman sebesar 6,6 triliun yuan telah diperpanjang, kata Kepala Komisi Regulasi Perbankan dan Asuransi China Guo Shuqing dalam konferensi pers.
Tahun lalu, pinjaman baru untuk sektor manufaktur mencapai 2,2 triliun yuan, melampaui total selama lima tahun sebelumnya, sementara pinjaman baru untuk perusahaan swasta mencapai 5,7 triliun yuan, atau 1,5 triliun yuan lebih besar dibandingkan pada 2019, papar Guo.
Sebanyak 292,1 miliar yuan dibayarkan untuk klaim asuransi kesehatan tahun lalu, melonjak 24,2 persen secara tahunan (year on year/yoy), sementara cadangan risiko asuransi kesehatan jangka panjang sebesar 1,57 triliun yuan telah terakumulasi.
Sektor perbankan China juga berkontribusi dalam mendorong pembangunan ekonomi negara yang berkualitas tinggi pada tahun lalu.
Pinjaman di sektor ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikeluarkan oleh China Development Bank naik 23 persen (yoy) menjadi 149,4 miliar yuan, mendukung serangkaian proyek penting di bidang sirkuit terintegrasi (integrated circuit) dan pesawat komersial, kata kepala bank tersebut, Zhao Huan, dalam kesempatan yang sama.
Tahun ini, sektor tersebut akan menawarkan bantuan keuangan yang lebih tertarget untuk beberapa bidang penting, termasuk inovasi teknologi, manufaktur canggih, peremajaan daerah pedesaan, pembangunan ramah lingkungan, serta pertumbuhan usaha swasta, mikro, dan kecil, kata Guo. [Xinhua]