JAKARTA, WB – Sedikitnya lahan kosong di Jakarta ditambah padatnya ruas jalan di Ibukota, membuat pemda DKI berfikir bagaimana cara mengatasi kemacetan ini.
Berbagai cara seperti memberlakukan sistem 3in1 dan pengadaan bus TransJakarta ternyata juga masih tidak berefek besar untuk mengatasi masalah kemacetan yang tak kunjung ada habisnya.
Kini, Pemda DKI tengah membangun sebuah proyek MRT. Namun dalam pembangunannya, Pemda harus mengorbankan halte Transjakarta yang sudah ada sebagai salah satu solusinya, yakni halte TransJ digeser arahnya atau dibuat baru.
Seperti Halte Bundaran Senayan dan Halte Polda. Pada prinsipnya lokasi kedua halte tersebut tetap sama. Halte Bundaran Senayan digeser ke arah selatan. Sedangkan Halte Polda digeser ke arah utara.
Diperkirakan, pekerjaan pembangunan ini baru akan selesai pada 20 Juni 2014. Sedangkan, 2 halte tersebut yang sudah ada akan digunakan untuk area pekerjaan konstruksi skala besar proyek MRT.
Sementara itu, diperkirakan mulai pertengahan Juni 2014, di sepanjang Jalan Sisingamangaraja akan mulai dilakukan pembangunan halte TransJ di sisi barat dan timur jalan tersebut. Halte yang akan dibangun ini merupakan halte pengganti untuk lokasi halte TransJ yang terletak di median jalan, di mana akan digunakan sebagai area kerja konstruksi proyek MRT untuk jalur layang.
“Halte yang lama pasti dibongkar karena kita mau gali. Penggabungan halte seperti ini ada di Sarinah. Kalau digeser ada di Senayan dan Istora,” kata Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami di halte Karet Baru, Jakarta, Jumat (6/6/2014).
Dono menjelaskan, nilai proyek pembangunan halte TransJakarta ini akan menghabiskan total biaya sebesar Rp 15-16 triliun. Namun apakah dengan dana sebesar ini, Pemda akan sukses mengatasi kemacetan?[]