JAKARTA, WB – Menjalankan posisi sebagai Ketua Sidang dalam rapat Paripurna Rancangan undang-Undang Pemilukada, diakui Politisi Partai Golkar, Priyo Budi Santoso memiliki beban yang berat.
Menurutnya, siapapun yang ada di posisinya saat itu, pasti memiliki beban moral. Disatu sisi sebagai ketua dirinya harus bersikap adil, namun disatu sisi dirinya punya tanggung jawab dari partai politiknya.
“Sebagai pimpinan saya mencoba untuk berlaku adil. Saya dimarahi, dan dipuji biarlah itu hasilnya saya simpan sendiri. Kalau boleh jujur saya terbebani dengan berat. Mau nggak mau, kita terbebani juga dengan kepartaian,” papar Priyo, dibilangan Cikini, Sabtu (27/9/2014).
Dia mengakui, jalannya sidang yang berakhir sampai dini hari itu amat menyita tenaga, dan emosi. Berbagai opsi dan pilihan dari berbagai partai politik menambah alotnya jalannya putusan rapat. Apalagi lobi-lobi politik dalam waktu rehat yang diaberikan sampai molor hingga 5 jam lamanya.
“Di lobi sangat alot, waktu rehat dari 1,5 jam, jadi 3 jam, 4 jam sampai 5 jam. Saya geleng-geleng pimpinan fraksi saat itu sampai saling tuding,” ujarnya.
Lantaran situasi dan kondisi saat lobi semakin hangat dan panas, Priyo dan tim dari fraksi parpol saat itu akhirnya sepakat dan mengunci dua opsi pilihan, yaitu Pemilihan Langsung dan Pemilihan oleh DPRD, dan tidak memasukan 10 klausal dari partai Demokrat. Meski dia akui kalau kedua opsi pilihan tersebut, semua sama-sama punya keunggulan dan juga kekurangan.
“Opsi dari Demokrat itu tidak bisa diterima oleh sebagian fraksi. Ada yang terima sebagian dan ada yang ajukan opsi baru lainnya. Akhirnya sepakat opsi itu tidak lolos dalam lobi, maka disitulah banyak hujan interupsi. Maka saya pegangannya adalah mandat dalam lobi,” tegas Priyo.
Selain itu politisi yang akan maju sebagai kandidat ketua umum Golkar itu menampik telah melakukan skenario mematikan mike dalam ruang sidang. Kata Priyo, saluran instalasi mike di ruangan menjadi error lantaran hampir peserta sidang menyalakan mike untuk melakukan interupsi hampir bersamaan.
“Hampir semua pencet mike, dan itu sampai lampu kelap-kelipnya hilang, dan tehnologinya itu ngadat. Saya juga sampai tidak melihat mana yang nyala dan yang tidak,” tandas Priyo. []