JAKARTA, WB – Menanggapi pidato pertama kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Direktur Puspol Indonesia, Ubedilah Badrun, menilai kalau isi pidato yang disampaikan kurang lebih selama 12 menit itu terlihat sangat normatif, tidak detail mengulas problem bangsa dan solusinya.
“Pidato yang tidak solutif, namun mampu memberi optimisme,” papar Badrun, melalui pesan singkatnya Selasa (21/10/2014).
Dikatakan normatif lanjut Badrun, dalam pidatonya Jokowi seperti mengajak seluruh komponen bangsa untuk menyatukan tangan dan hati, bersatu dan gotong royong untuk mewujudkan kemandirian ekonomi, kedaulatan politik dan berkepribadian dalam kebudayaan sebagaimana gagasan Trisakti Bung Karno.
Selain itu Jokowi juga mengajak seluruh rakyat dari nelayan sampai pengusaha untuk bekerja dan bekerja. Hal lain yang disampaikan Jokowi adalah ucapan terimakasih kepada perwakilan negara asing dan menyampaikan tentang agendanya untuk mewujudkan poros maritim dunia dan menegaskan posisi politik luar negeri Indonesia yang akan terus berpegang teguh pada konsep politik luar negeri bebas dan aktif.
“Pidato tersebut tidak detail untuk menggambarkan problem ekonomi, tantangan ekonomi dan agenda ekonomi pemerintahannya, tetapi memberikan optimisme karena mengesankan momentum persatuan seluruh elit politik Indonesia,” tandas analis dari UNJ, ini.[]