WARTABUANA – Mulai 24 Juni nanti, pemerintah Arab Saudi membolehkan perempuan menyetir mobil sendiri. Kebijakan ini disambut gembira oleh para anak muda di sana.
“Yang menyambut dengan baik adalah anak-anak muda karena sekarang makin banyak perempuan muda di Saudi yang bekerja dan dengan peraturan baru ini, mereka nanti bisa ke kantor dengan mobil,” kata Donny Agustinus, warga Indonesia yang sudah 10 tahun menetap di Dammam, Saudi.
Sementara untuk ibu-ibu, dalam pantauan Donny, mereka lebih senang bepergian dengan mobil yang dikendarai suami, anggota keluarga, atau sopir pribadi. Alasan terbesarnya adalah situasi di jalan yang kadang dianggap tidak terlalu kondusif untuk mengendarai mobil.
“Selama ini kan perempuan tahu bagaimana situasi di jalan yang bisa membuat stres, tidak hanya bagi mereka tapi juga untuk kaum laki-laki,” kata Donny.
Ia menuturkan penerapan aturan lalu-lintas di Saudi bisa dikatakan lemah dan polisi jarang turun tangan kecuali jika sudah terjadi kecelakaan.
Ini membuat orang bisa ugal-ugalan ketika berada di jalan, mulai dari mengebut hingga menyalip bukan dari jalur yang diperbolehkan.
“Orang tiba-tiba memotong jalur kita, itu sudah biasa di sini. Para perempuan tahu betul bahwa mengemudikan mobil di Saudi bisa membuat stres,” katanya.
Donny mengatakan kaum perempuan di Saudi bisa menyetir sendiri meski dalam situasi yang terbatas, misalnya mengendarai mobil di kompleks perempuan.
Jika ada keperluan dan anggota keluarga tidak tersedia, perempuan biasanya menggunakan taksi yang tidak berlogo yang bisa dipesan dari rumah atau dengan sopir.
Donny mengatakan tingkat keamanan moda transportasi ini sangat baik dan aparat penegak hukum di Saudi tak segan-segan menjatuhkan hukuman berat jika ada sopir pribadi atau sopir taksi yang terbukti melecehkan perempuan.
Pekan lalu, majalah Vogue Arabia menampilkan sampul dengan foto anggota kerajaan, Putri Hayfa, di belakang kemudi mobil untuk menandai dibolehkannya kaum perempuan menyetir.
Namun langkah Vogue ini dikecam karena edisi Juni majalah tersebut menggambarkan Putri Hayfa sebagai pemain utama dalam kampanye membolehkan kaum perempuan Saudi mengendarai mobil.
Sementara para pegiat perempuan yang sejak awal menuntut hak mengemudi ditahan maupun dimasukkan ke dalam penjara dan media menggambarkan mereka sebagai pengkhianat.
Raja Salman memerintahkan pencabutan larangan menyetir bagi perempuan pada September 2017.
Perubahan aturan menyetir bagi perempuan dikeluarkan setelah kaum perempuan dan para pegiat hak asasi manusia mengajukan keberatan selama bertahun-tahun.
Saudi adalah satu-satunya negara di dunia yang melarang kaum perempuan untuk menyetir kendaraan dan beberapa perempuan didenda dan dipenjara karena melakukan aktivitas tersebut.
Beberapa waktu lalu seorang ulama Saudi memicu kemarahan setelah mengatakan kaum perempuan terlalu bodoh untuk mengendarai mobil. []