JAKARTA, WB – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Tuang Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi mendukung Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan kepemimpinannya sebagai presiden. Menyikapi hal itu, analis politik dari lembaga survei Kedai Kopi, Hendri Satrio menilai terlalu dini jika hal tersebut dinilai sebagai keberpihakan.
“Bila dikaitkan dengan 2019, pernyataan TGB terlalu dini diartikan sebagai keberpihakan apalagi dikaitkan dengan kubu yang akan bertarung pada konstelasi 2019 nanti,” tutur Hendri, belum lama ini.
Dia mengatakan, sebagai seorang gubernur NTB, tak ada yang salah dengan pernyataan dukungan TGB terhadap Joko Widodo untuk melanjutkan kepemimpinannya. Menurutnya, sebagai seorang gubernur, dukungan kepada presidennya bisa disebut sebagai kewajiban.
Ia juga menyatakan, ada dua alasan yang melatar belakangi mengapa dukungan TGB tersebut dinilai bukan sebuah keberpihakan. Yang pertama, TGB sendiri belum pernah melakukan deklarasi apapun sebelumnya, terlebih mengenai deklarasi capres ataupun cawapres mendampingi capres tertentu.
“Yang kedua, kendati berasal dari Demokrat, TGB ini seperti tanpa partai atau free agent dalam politik nasional,” katanya. Ia menambahkan, Demokrat tampak lebih senang melambungkan nama dan figur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang digadang-gadang sebagai putra mahkota Demokrat. Meski tidak dipungkiri jika AHY ini masih coba-coba atau testing the water.
“Demokrat lebih melambungkan AHY daripada mempersiapkan TGB yang sudah memiliki masa real di kancah politik nasional,” tuturnya.
Gubernur NTB, TGB Muhammad Zainul Majdi menyatakan dukungannya kepada Presiden Joko Widodo untuk melanjutkan kepemimpinan presidennya. Menurutnya, Jokowi pantas untuk diberikan kesempatan untuk menyelesaikan apa yang selama satu periode ini telah dimulai.[]