JAKARTA, WB – Para pecinta satwa kebun binatang Surabaya (KBS) yang tergabung dalam Pandawa Lima, melakukan aksi protes di bunderan Hotel Indonesia (HI), Senin (8/12/2014).
Aksi protes yang dilakukan sekitar seratus massa dari Pandawa Lima itu, terkait dilakukannya barter 420 hewan di KBS oleh tim pengelola sementara.
“Dalam proses barter itu telah banyak terjadi kejanggalan, salah satunya lokasi tempat tujuan hewan itu ternyata tidak lebih baik dengan lokasi KBS,” ujar salah satu Pecinta Satwa asal Surabaya, Singky Soewadji.
Selain tempat pengalihan yang ternyata kondisinya tidak berbeda jauh memperihatinkan, hal lainnya yang juga terdapat kejanggalan adalah soal barter hewan tersebut. Dimana hewan yang dibarter ternyata bukan dengan hewan juga, melainkan hewan-hewan tersebut ditukar dengan benda seperti uang, mobil, dan juga rencana pembuatan museum.
“Mereka juga tidak memiliki ijin dari presiden untuk memindahkan hewan tersebut. Apalagi hewan yang dipindahkan masuk kategori apendix 1 seperti Babi, Rusa, Harimau Sumatera, serta Komodo. Itu jelas pelanggaran UU No 5 tahun 1990 dan PP No 8 tahun 1999 ujar Singky.
Sementara itu, ditempat terpisah koordinator Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane menyayangkan lambatnya proses penyelidikan yang dilakukan oleh Kapolresta Surabaya terhadap kasus barter hewan KBS.
Padahal kata Neta, kasus tersebut sudah ditangani Polrestabes Surabaya sejak Februari 2014, namun hingga kini proses penanganan kasus KBS cenderung berputar-putar dan jalan ditempat. Padahal negara dan masyarakat Surabaya sangat dirugikan oleh ulah para mafia satwa langkah yang menjarah isi KBS.
“Dari catatan IPW, dalam kasus ini sedikitnya negara dirugikan sebesar Rp 840 miliar. Satwa langkah adalah aset negara yang dilindungi. Pertukaran satwa langka dari kebun binatang tidak bisa dilakukan sesukanya oleh pribadi-pribadi, apalagi pihak yang melakukan pertukaran itu hanyalah pengelola sementara KBS yang saat itu sedang dilanda konflik manajemen,” tandas Neta.
Aksi massa Pandawa Lima ini setelah melakukan orasi di bunderan HI, merekapun melanjutkan aksinya di Depan Istana negara. Akibat aksi mereka ini, jalan sepanjang Thamrin, dan Sarinah jadi tersendat.[]