WARTABUANA – Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan pada Rabu (31/10) bahwa petugas pencari sudah menemukan titik koordinat kemungkinan lokasi pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di lepas pantai Karawang, Jawa Barat.
“Pagi hari ini saya mendapatkan penjelasan dari Kabasarnas tentang titik terang adanya dugaan kuat bagian dari fuselage(bodi pesawat) 610 itu sudah ditentukan koordinatnya,” kata Panglima kepada wartawan Rabu (31/10/2018).
Sampai hari ketiga tim penyelamat masih mencari bangkai pesawat, ratusan petugas pencari yang menggunakan beberapa kapal sudah berhasil mengumpulkan serpihan jasad manusia, barang-barang milik penumpang pesawat yang menjalani rute Jakarta-Pangkal Pinang tersebut.
Namun, Panglima TNI mengatakan bahwa Basarnas masih harus memastikan apakah itu memang lokasi di mana pesawat akan ditemukan. Saat ini, tim dari Basarnas dan Polri dengan menggunakan KRI Rigel dan multibeamberfokus untuk memantapkan titik tersebut.
Sementara itu, wakil ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi Haryo Satmiko mengatakan kepada Reuters bahwa petugas menggunakan alat untuk menemukan kotak hitam pesawat. Alat itu bernama pinger locators yang bisa mengirimkan sinyal bila mendeteksi keberadaan kotak hitam.
“Kemarin sore, tim berhasil mendengar adanya suara ‘ping’ di lokasi sekitar 35 meter di bawah laut,” papar Satmiko.
Para pakar dari Boeing yang membuat pesawat 737 Max 8 diperkirakan tiba di Jakarta dan Lion Air mengatakan penyelidikan internal intensif sedang dilakukan di dalam perusahaan tersebut untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab kecelakaan.
Daniel Putut, direktur pelaksana Lion Air, mengatakan, pihaknya dan Boeing akan bertemu untuk menanyakan penyebab pesawat bisa jatuh.
“Tentu saja, ada banyak hal yang akan kami tanyakan kepada mereka, kami memiliki banyak tanda tanya, mengapa?” ujarnya.
Boeing sejauh ini menolak memberikan komentar mengenai kemungkinan dampak kecelakaan Lion Air ini secara global.[]