BEKASI, WB – Kiriman sampah dari Jakarta ke Bekasi sudah overload. Seharusnya hanya 2.000 ton perhari, kini sudah mencapai 7.000 ton perhari. Pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi mengeluh karena tidak sesuai dengan perjanjian kontrak kerja sama.
Sebagai solusinya, pengelola PT Godang Tua Jaya (GTJ) meminta Pemerintah Provinsi DKI segera membangun Intermediate Treatment Facilities (ITF) yang mampu mengelola sampah hingga 1.500 ton per hari di tiga tempat. Dengna demikian sampah yang masuk Bekasi berkurang sekitar 4.500 ton per hari.
“Volume sampah yang masuk ke TPST Bantargebang saat ini mencapai 7.000 ton per hari padahal sesuai kontrak kerja antara Pemprov DKI dengan penglola PT GTJ jo PT Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI) mulai 2016, seharusnya hanya 2.000 ton per hari,” ujar Managing Director PT GTJ Dauglas J Manurung, Selasa (14/6/2016).
Pihaknya, berharap dengan kisaran jumlah sampah yang masuk ke TPST Bantargebang hanya mencapai 2.000 ton per hari, diharapkan pengelola sampah dapat mengelola sampah warga DKI dengan maksimal.
Sedangkan, volume sampah 7.000 ton per hari, mulai dirasakan sejak adanya pembebasan jam/waktu pembuangan sampah selama 24 jam pada April 2016.
Sejumlah lembaga masyarakat pun melayangkan surat protes kepada Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok karena dinilai volume sampah yang begitu besar masuk ke TPST Bantargebang telah mencemari lingkunan. Bahkan, Pemprov DKI dinilia tidak konsisten terhadap kontrak dengan pengelola TPST Bantargebang.[]