JAKARTA, WB – Ternyata aplikasi yang digunakan Go-Jek dan GrabBike memiliki kelemahan dan dinilai sebagai kesalahan fatal. Pakar Digital Marketing Indonesia Anthony Leong, mengatakan jika tidak didukung investor kuat, perusahaan aplikasi itu segera bangkrut.
“Jika tidak ada funding yang kuat, mungkin Go-Jek tidak sekuat sekarang. Seharusnya Go-Jek bisa membuat sistem untuk menghindari driver-nya membuat penumpang fiktif,” ujar Anthony Leong dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/9/2015).
Menurut Anthony, kesalahan aplikasi ini bukan hanya memberi peluang driver menciptakan penumpang fiktif, namun penumpang juga berpotensi untuk naik ojek aplikasi itu secara gratis.
“Sistem Go-Jek masih ada dua kesalahan, dari sisi driver dan penumpang. Jika dari sisi penumpang, bisa saja penumpang terus membuat email baru dengan nomor baru untuk didaftarkan selagi ada sistem referensi yang mendapat kredit 50 ribu,”ujarnya.
Sebelumnya, banyak diberitakan bahwa salah satu kecurangan di tukang ojek aplikasi adalah membuat order fiktif. Pengojek berbasis aplikasi berpura-pura sebagai penumpang yang memesan order sekaligus berperan sebagai pengojek yang menerima order.
Pengojek itu menggunakan dua handphone dengan dua aplikasi di dalamnya. Satu handphone digunakan untuk membuat order, satu lagi untuk menerima order. Dengan begitu, sang pengojek akan tercatat di sistem bahwa ia telah memenuhi order tersebut, sementara ulasan atau pemberian rating juga bisa dimanipulasi oleh pengojek sendiri.[]