SAMARINDA, WB – Cegah masuknya militan ISIS dari Filipina ke Indonesia, TNI / Polri selau aparat keamanan sudah melakukan antisipasi peningkatan pengamanan serta pemeriksaan (sweeping) dan patroli di perbatasan.
“Jajaran TNI di perbatasan hingga kini terus siaga dan meningkatkan sweeping (pemeriksaan) orang per orang, terutama di jalur-jalur tikus baik yang berbatasan dengan Malaysia maupun Filipina,” ujar Pangdam VI/Mulwarwman Mayjen TNI Sonhadji di Samarinda, Senin (5/6/2017).
Sonhadji mengaku telah berkoordinasi dengan Kodam XIII/Merdeka di Sulawesi Utara dan Kodam XVI/Pattimura di Maluku, karena perairan beberapa Kodam ini bisa menjadi pintu masuk teroris dari Marawi, Filipina yang sedang digempur habis.
“Saya sudah koordinasi dengan Kodam XIII dan Kodam XVI karena bisa saja tempat-tempat ini menjadi alternatif melarikan diri bagi mereka. Ini merupakan langkah antisipasi. Kemudian minggu lalu saya sudah perintahkan semua jajaran Kodam VI/Mulawarman untuk meningkatkan pengamanan,” ujarnya.
Saat ini sudah bersiaga 700 personel TNI di kawasan perbatasan dari dua batalyon, bahkan diperkuat dengan para intel dan semua Kodim.
Upaya serupa juga dilakukanm Polair Polres Halmahera Utara (Halut), Maluku Utara bersama TNI AL. Kedua institusi keamanan itu intensif melakukan patroli laut di wilayah perairan Maluku Utara.
“Kami telah menyiagakan armada dan personil untuk melakukan patroli dan merazia setiap kapal yang masuk ke Halut. Kami sudah melakukan patroli laut bersama TNI AL dalam rangka mencegah masuknya kelompok ISIS di Halmahera,” kata Kasat Polair Polres Halmahera Utara, Iptu Ikbal Basahona .
Ikbal memaparkan, pihaknya bersama TNI AL akan mengintensifkan patroli di perairan pulau Halmahera untuk menyisir kapal-kapal yang sandar di pelabuhan rakyat, tetapi tidak melapor ke pihak Syahbandar.
Polair juga melakukan sosialisasi dan edukasi kepada warga yang tinggal di kawasan pantai serta memaksimalkan peranan para nelayan agar mewaspadai orang tak dikenal menggunakan perahu masuk ke wilayah perairan Halmahera. []