JAKARTA, WB – Pesawat Malaysia Airlines MH370 yang kini menjadi misteri lantaran menjadi teka-teki 17 bulan lamanya hilang diprediksi tidak jatuh dan hancur di laut, tetapi pesawat mendarat (ditching) di laut dan kemudian tenggelam ke dasar laut.
Demikian dikatakan analisis intelijen Marsda TNI Prayitno Ramelan. “Dalam pencarian di daerah yang diperkirakan adanya reruntuhan tidak ditemukan debris MH370. Kemungkinan besar, para penumpang telah meninggal dunia saat ditching, dan captain pilot (sendiri) yang sangat berpengalaman mampu mendaratkan pesawat di laut,” jelas Prayitno.
“Kini dengan adanya bukti ditemukannya flaperon pesawat, benda itu kemungkinan terlepas saat terjadinya benturan antara pesawat dengan air. Kini beberapa ahli menyatakan, fakta bahwa tidak ada jejak puing-puing dari pesawat 370 telah ditemukan sebelumnya, kini para peneliti percaya bahwa pesawat menyentuh air secara utuh dan kemudian pesawat tenggelam relatif cepat,” sambung dia.
Dalam kejadian itu, sambung dia bagian-bagian tertentu yang lebih ringan dari pesawat dengan area permukaan yang lebar, seperti sayap atau ekor, mungkin akan patah dan mengapung di permukaan, sedangkan komponen struktur yang lebih berat, termasuk pesawat, akan tenggelam ke dasar laut.
“Sebagai pembanding pencarian pesawat Air France 447 (Airbush A330-200) yang mengalami kecelakaan pada tahun 2009, tim pencari menemukan sekitar 600 buah debris yang mengambang dalam beberapa minggu, dan puluhan mayat korban muncul dalam beberapa hari,” urainya.
Menurut Prayitno tim pencari yang terganggu dengan beberapa petunjuk yang salah sehingga bangkai pesawat baru ditemukan dalam waktu hampir dua tahun. Reruntuhan itu ditemukan tidak jauh dari tempat perkiraan model komputer dari Mr. Mearns berdasarkan puing-puing mengambang.
“David L. Mearns, seorang ahli kelautan (Blue Water) telah terlibat dalam beberapa pencarian profil tinggi untuk pesawat yang jatuh di laut. Terkait dengan MH370, Dr Mearns mengonfirmasikan bahwa komponen tunggal dari Flight 370 telah muncul di Reunion tidak akan cukup untuk membuat estimasi yang dapat diandalkan, katanya kepada New York Times,”terangnya.
Prayitno menganalogikan peristiwa tersebut seperti seseorang yang hilang dari pantai timur yang, setahun kemudian, muncul mati di California. “Tanpa informasi tambahan, Anda tidak tahu bagaimana mereka sampai di sana, dan bagaimana rute flaperon tersebut,” ujarnya.
Lebih jauh Prayitno mengatakan walaupun jalan masih sangat panjang untuk menemukan reruntuhan utama pesawat Boeing777-200 tersebut, tetapi paling tidak pemerintah Malaysia serta Australia sebagai team leader pencari kini semakin meyakini bahwa penerbangan misterius MH370 berakhir di Samudera Hindia.
“Sebuah berita besar disampaikan oleh PM Malaysia Najib Razak, yang menyatakan bahwa penemuan bagian pesawat yang di kenal sebagai flaperon adalah bagian dari pesawat Malaysia Airlines flight number 370,” ujarnya seraya menyimpulkan dengan demikian maka banyaknya spekulasi tentang MH370 kini terpatahkan.
Prayitno mengungkapkan pada hari Rabu (5/8/2015), para peneliti bertemu di sebuah laboratorium khusus di dekat Toulouse dan memulai memeriksa flaperon tersebut. Sementara PM Najib membuat pengumuman pada hari Kamis (6/8/2015) waktu Kuala Lumpur, ini artinya 515 hari sejak penerbangan MH370 yang menuju Beijing dari ibukota Bandara Sepang Kuala Lumpur menghilang dengan 239 penumpang on board.
Dikatakan Prayitno dalam konperensi pers, PM Najib Razak menyatakan, “It is my hope that this confirmation, however tragic and painful.” Ditambahkannya, “will at least bring certainty to the families and loved ones of the 239 people on board MH370.”
Najib sambung dia mengatakan bahwa flaperon cocok dengan Boeing 777, dan karakteristik flaperon yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang diberikan oleh Malaysia Airlines (bagian dari pesawat yang hilang).
Sedangkan Juru bicara MAS menyatakan, “Hal ini telah dikonfirmasi secara bersama-sama oleh Otoritas Prancis, Biro d Enquetes et d Analisis pour la Securites de I Aviation Civile (BEA), Tim Investigasi Malaysia, Perwakilan teknis dari RRC dan Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB).”
“Kemungkinan MH 370 Ditching di Laut para ahli penerbangan mengakui bahwa ini adalah bukti pertama bahwa pesawat benar diyakini jatuh ke laut (Samudera Hindia) sejak 17 bulan yang lalu,” papar dia.
Tetapi para ahli umumnya pesimis bukti ini bisa membantu menemukan pesawat. Hambatan utama dikatakan para ahli terutama lamanya waktu sejak kecelakaan itu dan dinamika kompleks arus laut dan angin yang berubah-ubah membuat tidak mungkin untuk menentukan dengan tepat di mana letak pesawat tersebut.
Menurut DR. David G. Gallo, direktur proyek khusus Oceanographic Institution di Massachusetts Woods Hole, Dalam trend umum yang luas, meskipun, angin permukaan dan arus lokal bervariasi terus-menerus, dan benda terapung tertentu dapat didorong dengan cara yang tidak menentu dan tak terduga dari hari ke hari.
Semakin lama objek berada di dalam air, semakin sulit untuk menentukan titik asal fragmen dengan presisi apapun. “Sebenarnya, itu tidak seperti ban berjalan yang stabil,” kata Gallo. “Anda harus menghitung angin musim dan topan, dan arus biasanya tidak mengalir seperti sungai, tetapi lebih seperti pusaran. Berputar-putar, kadang cepat dan kadang-kadang lambat, dan kadang-kadang bahkan membalikkan saja, ” katanya. []