JAKARTA, WB – Menteri Pariwisata, Arief Yahya menegaskan Danau Toba sebagai satu dari 10 Destinasi Prioritas di pariwisata. Oleh karenanya, Danau Toba akan disulap sebagai “Bali Baru”.
Arief menjelaskan, Danau Toba harus dikelola Badan Otorita. Badan Otorita itu nantinya yang akan mengatur dari tataran konsep sampai teknis, memberi arah, mendesain kawasan, mengeluarkan izin, dan menjaga agar kawasan Toba tetap konsisten seperti yang diimpikan.
“Badan ini merupakan perwujudan dari prinsip Single Destination, Single Management,” beber Arief Yahya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/2/2016).
Arief menuturkan, selama ini Toba tidak semakin moncer dan tidak sehebat dan segaung nama besarnya, tidak sepopuler legendanya, dan tidak se-atraktif keindahan alamnya. Ibarat perusahaan, kata dia, danau yang berada di Sumatra Utara ini dipimpin oleh tujuh orang chief executive officer (CEO). Namun, ketujuh CEO itu tidak kompak, tidak saling akur, tidak solid, bahkan cenderung saling jegal satu dengan yang lain.
Danau Toba , lanjut Arief, menyimpan sejuta cerita, dari yang mistik sampai ilmu geologi yang ilmiah. Dua-duanya punya daya pikat yang luar biasa, dan akan menjadi story line yang sangat kuat sebagai atraksi.
Arief mencontohkan Yellow Stone National Park, kaldera terbesar di benua Amerika yang pertama kali dijadikan objek wisata taman nasional di dunia. Daya tariknya adalah grand canyon of Yellowstone dan Grand Prismatic Spring. Tahun 2014, jumlah wisatawan yang masuk ke sana, 3 juta orang. Event terbesar adalah sepeda atau cycling tour. []