JAKARTA, WB – Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Racudu, optimis kalau kekuatan tempur Tentara Nasional Indonesia (TNI), mampu unjuk kekuatan dan menjadi level penting dalam pertahanan dunia. Hal itu diyakini Ryamizard berdasarkan kemajuan kekuatan alat tempur (alutsista) TNI saat ini.
“Target kita bisa 10 besar. Kita punya kemampuan kekuatan di laut, darat dan juga udara. Apalagi peralatan tempur kita sudah semakin maju,” ujar Ryamizard di Mabes TNI Cilangkap, Kamis (13/11/2014).
Mantan KASAD ini menambahkan, yang dibutuhkan oleh TNI saat ini adalah kekuatan fisik dan non fisik, dimana kekuatan itu nantinya yang akan memacu wawasan jiwa kebangsaan patriot tempur, diberbagai level.
Seperti diketahui, untuk diwilayah teritori laut TNI AL memiliki kekuatan dua armada tempur yaitu armada barat dan timur dengan alutsista utama 154 KRI dan 209 KAL, 2 divisi Marinir dan sebaran pangkalan yang merata.
Untuk wilayah Armada Barat:
Pangkalan utama di Tanjung Pinang dan Belawan, pangkalan pendukung Dumai, Batam, Natuna, Lhok Seumawe, Sabang, Padang, Mempawah. Jumlah KRI berkisar 80-85 KRI dari berbagai jenis (Fregat, Korvet, KCR, LPD, LST). Wilayah pengawasan Armada barat adalah Selat Malaka, Selat Singapura, Laut Natuna, Selat Karimata dan Pantai Barat Sumatera diperkuat dengan 3 Brigade Marinir.
Wilayah Armada Tengah:
Pangkalan utama di Surabaya dan Jakarta, pangkalan pendukung Makassar, Balikpapan, Tarakan, Bitung, Cilacap, Teluk Lampung dan Benoa. Armada Tengah diperkuat dengan 85-90 KRI dari berbagai jenis termasuk satuan kapal selam, kapal rumah sakit. Wilayah pengawasannya adalah Selat Sunda, Laut Jawa, Pantai Selatan Jawa, Selat Bali, Selat Lombok, Selat Makassar dan Laut Sulawesi. Armada Tengah diperkuat dengan 4 Brigade Marinir.
Untuk Armada Timur :
Pangkalan utama di Ambon dan Kupang, pangkalan pendukung di Merauke, Jayapura, Sorong dan Ternate. Sebaran KRI berkisar antara 82-85 KRI dari berbagai jenis (Fregat, Korvet, Kapal Selam).
Wilayah pengawasan adalah Laut Timor, Laut Arafuru, Laut Banda, Laut Maluku, Pantai Utara Papua. Mengingat kontur laut di wiayah ini adalah laut dalam maka KRI yang beroperasi adalah dari jenis Fregat dan Korvet. Armada Timur diperkuat dengan 3 Brigade Marinir. []