JAKARTA, WB – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (17/7/2014) pagi bergerak menguat sebesar 95 poin menjadi Rp11.668 dibandingkan posisi sebelumnya Rp11.763 per dolar AS.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa sentimen eksternal terkait dengan krisis perbankan di negara kawasan Eropa cenderung mereda sehingga sebagian pelaku pasar mulai masuk ke aset berisiko salah satunya mata uang rupiah.
“Meredanya kekhawatiran pelaku pasar terhadap sentimen negatif perbankan di Eropa membuat aset berisiko kembali diminati,” katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, penguatan rupiah masih cenderung terbatas menyusul sebagian pelaku pasar uang masih menanti hasil pengumuman pemilihan umum presiden (pilpres).
“Sebagian pelaku pasar juga masih ada yang lebih memilih untuk menjauh dari pasar,” katanya.
Menurut dia, jika sentimen domestik terkait pilpres terjaga maka potensi kenaikan mata uang rupiah terhadap dolar AS kembali terbuka.
Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menambahkan bahwa secara fundamental, mata uang rupiah masih rentan terkoreksi seiring dengan kembali berlanjutnya kenaikan harga minyak dunia.
“Kondisi itu dapat memberikan sentimen negatif untuk rupiah. Dengan harga minyak yang masih di atas 100 dolar AS per barel maka ini tetap menimbulkan kecemasan atas defisit neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan Indonesia,” katanya.
Ia memperkirakan bahwa mata uang rupiah mungkin akan diperdagangkan di kisaran Rp11.640-Rp11.715 per dolar AS pada Kamis ini. [ant]