JAKARTA, WB – Terpilihnya kembali Aburizal Bakrie (ARB) untuk kedua kalinya pada Munas ke-IX Partai Golkar di Bali beberapa waktu lalu, ternyata mendapat respon positif dari masyarakat Indonesia.
Menurut hasil temuan Lingkaran Survei Indonesia, mayoritas publik menyatakan bahwa mereka mengapresiasi dan menyambut baik sikap serta langkah ARB selaku ketua umum partai Golkar untuk merubah kepengurusan Golkar, di mana dalam kepengurusan Golkar tersebut, akan diisi sebanyak 70 persen pengurus Golkar dari kader-kader muda.
Selain itu, mayoritas publik sebesar 62,50% menyatakan bahwa mereka mengapresiasii sikap ARB yang tak berkeinginan lagi maju sebagai capres pada Pilpres 2019 nanti.
“Hanya 10,30% publik yang menyatakan mereka tak mengapresiasi sikap ARB,” kata peneliti LSI, Ardian Sopa di kantornya, di Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (5/12/2014).
Lebih lanjut, Ardian mengatakan, dalam hasil survei tersebut, maytoritas publik mendukung penuh kepemimpinan pria yang akrab disapa Ical ini untuk memberi kesempatan kepada generasi muda dalam mendominasi kepengurusan Golkar mendatang.
“Sebesar 61,70% publik menyatakan bahwa mereka menyambut baik sikap ARB yang berjanji akan memberikan kesempatan yang lebih besar terhadap kaum muda. Dan hanya 9,8% publik yang tidak mengapresiasi sikap ARB tersebut,” terangnya.
Namun tak hanya respon positif, dari hasil Munas Golkar tersebut juga melahirkan respon negatif. Sebab, Golkar tetap menyatakan sikap akan menolak Perppu Pilkada langsung.
“Sebesar 82,70% publik menyatakan mereka menyayangkan sikap Golkar yang mendukung Pilkada DPRD, dan sisanya sebesar 9,30 menyatakan mendukung,” imbuhnya.
Selain itu, sikap Partai Golkar dalam Munas Bali yang menolak Perppu Pilkada langsung dianggap sebagai penghianatan terhadap janji dan komitmen terhadap SBY dan Demokrat.
Sebab dalam survei LSI menunjukkan 72,30% publik menyatakan sikap Golkar sebagai bentuk penghianatan dan menganggap bahwa politik Golkar kotor. Dan hanya 12,30% publik yang tidak mempersoalkan sikap Golkar tersebut dan dianggap bukan sebagai sebuah penghianatan.
Survei LSI ini dilakukan melalui wuick poll pada tanggal 3-4 Desember 2014 dengan menggunakan metode multistage random sampling, dengan 1200 responden dan margin of error sebesar +/-2,9% yang dilaksakanan di 33 provinsi di Indonesia.[]