JAKARTA, WB – Ketua DPR RI Marzuki Alie kembali disebut menerima uang dari mantan Bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin untuk keperluan Kongres Demokrat di Bandung 2010 yang lalu.
Hal itu disampaikan oleh mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai, Yulianis saat bersaksi untuk terdakwa mantan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum terkait kasus proyek Pembangunan Pusat Olahraga Hambalang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (18/8/2014).
Menurut keterangan Yulianis, uang itu diberikan kepada Marzuki Alie dengan jumlah 1 juta dollar AS yang diambil dari kas Grup Permai, sebuah perusahaan milik Nazar yang kerap mendapat proyek pemerintah.
“Yang saya ingat, yang 1 juta dollar AS itu ke Pak Marzuki, itu tanggal 11 Januari 2010,” kata Yulianis di depan majelis hakim Tipikor.
Namun, dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) milik Nazaruddin, justru disebutkan bahwa Nazar mengaku kepada penyidik KPK, bahwa ia diminta oleh Anas untuk menyediakan uang Rp 1 juta dollar AS. Uang itu akan diberikan Anas untuk pembelian lahan di Yogyakarta.
Anas kemudian menanyakan itu kepada Yulianis. Apakah benar saksi pernah diminta oleh Nazar untuk menyerahkan duit kepada Anas? Yulianis kemudian membantah isi BAP Nazar. Menurutnya uang itu diberikan untuk Marzuki.
Untuk meyakinkan hakim, Anas kemudian juga menanyakan kepada mantan staf ahli Nazaruddin, Nuril Anwar yang juga diminta oleh Jaksa KPK untuk menjadi saksi. Anas menanyakan soal uang 1 juta dolla AS tersebut. Nuril mengaku tidak pernah mendengar Nazar akan memberikan kepada Anas, yang ada pada saat itu Nuril mengatakan, Nazar sedang punya hubungan yang erat dengan Marzuki.
“Pak Nazar cerita sedang intens dengan DPR 1 Pak Marzuki, TPPI kalau tidak salah, berkaitan dengan Pertamina,” katanya.
Nuril juga mengatakan, pernah mendengar cerita dari ajudan Nazar, Iwan, bahwa ada kiriman khusus dari Nazar untuk Marzuki. “Iwan menceritakan hal itu, (saya tanya) mau dikirim ke mana? ke MA,” sambung dia.
Selain itu, Nuril juga mengaku pernah lihat bungkusan batik yang diduga berisi uang yang ditaruh di mobil Iwan. Anas kemudian menanyakan lagi kepada Yulianis apakah uang untuk Marzuki Ali dibungkus menggunakan batik. Yulianis pun membenarkan kesaksian Nuril.
“Iya dibungkus batik, kebiasaan kita Pak, tapi bukan paper bag (tas kertas), itu kotak. Kalau 1 juta dollar AS seperti bungkus Indomie,” terang Yulianis.
Sebelumnya Nuril juga mengaku, pernah memberikan uang kepada Marzuki dan Andi Mallarangeng yang diambil dari Grup Permai sebesar 500.000 dollar AS. Menurut Nuril uang itu diberikan untuk keperluan Kongres Demokrat. []