JAKARTA, WB – Pengamat ekonomi dari The Jakarta Institute, Reza Fahlevi mengatakan, tahap lelang jabatan untuk eselon I.a dan I.b di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tahun 2014 dan 2015 dinilainya tak jelas.
Menurutnya, seleksi 11 calon Dirjen Pajak oleh Panitia Seleksi (Pansel) sangat tidak transparan. “Melihat dari tersisa 11 nama orang yang akan mengisi Dirjen Pajak, sebenarnya tidak sesuai dengan skenario yang dibuat oleh Pansel,” katanya kepada wartawan di Jakarta Kamis, (11/12/2014).
Selain itu, lanjut Levi, tahap seleksi hingga saat ini seperti mengalami stagnan untuk memasuki tahapan tes wawancara. Sebab, katanya, ia menduga ada sebuah rekayasa untuk memasukkan salah satu calonnya yang sudah gagal di tahap seleksi awal.
“Pansel yang dipimpin langsung oleh Wamenkeu Mardiasmo sudah menunjukkan sikap kebingungannya setelah tahapan pembuatan makalah dan tes kesehatan selesai dijalani oleh peserta lelang,” paparnya.
Sementara itu, Alumni BEM Nusantara, Andra Bani Sagalane mengaku telah mendapat informasi langsung dari orang dalam Kemenkeu, bahwa analisis tersebut memang benar terjadi.
Sebab, katanya, hal itu sudah terlihat dari alotnya rapat yang dilakukan pada 9 Desember 2014 kemarin sampai tengah malam. “Menkeu saja sampai turun tangan dalam rapat tersebut,” ujarnya.
Andra yang juga mahasiswa S2 HTN Jayabaya ini menambahkan, sistem yang dibangun tersebut sudah seperti robot yang nantinya tiba-tiba akan menghasilkan nama-nama yang ajaib yang merupakan titipan-titipan dari pejabat di lingkungan Kemenkeu saat ini.
“Pansel digambarkan seperti seorang yang panik karena pressure dari berbagai pihak. Masyarakat bisa saja nantinya menggugat dalam PTUN jika sistem itu dianggap tidak transparan”, terangnya.[]