JAKARTA, WB – Ketua Umum PBNU KH Dr. Said Aqil Siradj mengatakan Lafran Pane merupakan figur yang memiliki concern dan cita-cita yang sama dengan Pendiri NU KH Hasyim Asyari dan dan Tokoh NU sekaligus Presiden RI KH Abdurahman Wahid (Gusdur). Ketiganya berupaya mewujudkan bangunan keislaman dan nasionalisme yang kuat melalui negara Indonesia.
“Mereka sepertinya faham bahwa Islam dan nasionalisme harus diperkuat, dibangunkan jembatan penghubung. Sebab jika keduanya berdiri saling mengisi, yang tercipta adalah pemuliaan manusia sekaligus penghindaran dari konflik dan perselisihan,” kata Said yang didaulat sebagai pembicara Seminar Nasional Peletak Dasar Islam Modernis di Indonesia yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Dan Penerbitan (PUSLITPEN) LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ditambahkan Aqil, Lafran merupakan figur cendekiawan yang rendah hati, sederhana, namun konsisten atas pemikiran dan cita-citanya. “Seluruhnya merupakan akhlaqul `ulama. Ini yang perlu ditiru. Bahwa jika mahasiswa dan cendekiawan meninggalkan akhlaq ini, maka ia akan tergerus oleh zaman,” paparnya.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Dr Abdul Mu`ti menjelaskan, pendirian HMI merupakan ikhtiar Lafran untuk mengisi ruang kosong problematika umat muslim kala itu. “Dan, HMIdiharapkan mampu mempertahankan Indonesia, mempertinggi harkat dan martabat rakyatnya, dan sekaligus menegakkan ajaran Islam,” ujarnya.
Dipilihnya ranah kampus, jelas Mu`ti, karena Lafran sadar bahwa mahasiswa merupakan elit yang dapat diharapkan menjadi agen perubahan. “Sebagai seorang santri dan mahasiswa tentunya Lafran Pane sangat memahami konsep-konsep tersebut,” jelasnya lagi.
Sementara itu, Pengamat Politik Islam Dr. Fachry Ali mengatakan, terdapat tiga dimensi dalam sosok Lafran Pane. Pertama, Lafran merupakan anak hibrida Politik-Etis dan reformis Islam. Kedua, kesadaran Keindonesiaan dan Keislaman. Ketiga, perwujudan cita-cita keislaman dan keindonesiaan di dalam gerakan kaum muda.
Ketiga dimensi tersebut, jelasnya, berpengaruh penting menyiapkan ide Lafran untuk mendirikan HMI. “HMI menjadi wadah perjuangan revolusioner kaum muda dalam membela kemerdekaan sekaligus memberi tempat bagi kaum muda terpelajar Islam mengembangkan diri di lingkup nasionalisme,” urai press release dari Pusat Penelitian Dan Penerbitan (PUSLITPEN) LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. []