JAKARTA, WB – Sebuah situs media online mengungkapkan pengakuan seorang anggota KPU tentang bocornya materi pertanyaan Debat Capres yang digelar pada Senin (8/6/2014) lalu. Indikasinya, telah terjadi pertemuan antara seorang oknum anggota KPU dengan Komjen Pol Budi Gunawan dan Ketua DPP PDI Perjuangan Trimedya Panjaitan sehari sebelum Debat Capres digelar.
Dugaan itu ditanggapi Koordinator Presidium Jaringan Muda Nusantara (JMN) Muhlis Ali di Jakarta, Selasa (10/6/2014). Menurut Muhlis, Tindakan pembocoran tersebut merupakan tindakan tak terpuji yang merupakan pelanggaran etis dan menyalahi prinsip equal treatment dalam sebuah proses demokrasi.
“Jika benar ada pembocoran pertanyaan ke pasangan Jokowi-JK, saya kira itu bentuk pelanggaran etis yang menyalahi prinsip equal treatmen. Itu harus diusut secara transparan agar tidak simpang siur,” kata Muhlis.
Dari penampilan para kandidat di debat tersebut,Muhlis menilai penampilan Jokowi terlihat kaku dan mengesankan tidak menampilkan pikiran orisinal. Jokowi kerap membaca catatan-catatan yang telah disiapkan. Bahkan ada sesi dimana Jokowi dapat mengulang tiga pertanyaan moderator yang redaksionalnya hampir sama persis. Jokowi juga sempat lupa memasukkan kertas yang terlihat keluar dari balik jasnya saat menyanyikan lagu Indonesia Raya.
“Coba lihat Jokowi saat menjawab pertanyaan selalu melihat catatan dengan vulgar. Itu yang saya sebut kaku dan tidak orisinil,” jelas Muhlis.
Selasa (10/6/2014) sore, Asatunews.com menulis berita telah terjadi pertemuan antara anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hadar Nafis Gumay dengan Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan dan Ketua DPP PDI Perjuangan Trimedya Panjaitan pada hari Minggu (8/6/2014) malam sekitar pukul 23.00 Wib di restoran Satay House Senayan, Menteng Jakarta Pusat.
Pertemuan tersebut disebut memiliki agenda atau tujuan membocorkan materi pertanyaan yang akan diajukan oleh moderator Zaenal Arifin Muchtar pada acara “Debat Capres” pada Senin malam.
“Pertemuan itu untuk menyampaikan bocoran materi debat capres, khususnya yang akan ditanyakan pada Pak Jokowi,” ujar seorang pejabat KPU Pusat seperti dikutip asatunews.com.
Masih menurut situs itu, pembocoran materi debat capres itu atas permintaan dari Komjen Pol Budi Gunawan, yang sangat khawatir bilamana capres Jokowi tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh moderator debat. Kekhawatiran ini sempat membuat kubu Jokowi-Jusuf Kalla panik dan mencari solusinya, yakni melalui permintaan bocoran materi debat capres.
Menanggapi isu tak sedap itu, Komisioner KPU Arief Budiman membantahnya. Menurutnya, dalam sesi debat capres dan cawapres, para persta menjawab seluruh pertanyaan moderator secara spontan, sebab mereka baru mengetahui pertanyaan tersebut saat debat berlangsung.
“Jawaban iya (spontan), karena mereka baru mengetahui saat itu pertanyaannya,” kata Arief di Gedung KPU Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (10/6/2014).
Jawaban yang spontan itu, karena seluruh pasangan calon tidak diperkenankan untuk mengetahui pertanyaan yang telah dirumuskan oleh tim pakar yang telah ditentukan oleh KPU sesuai dengan bidangnya masing-masing. []