WARTABUANA – Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada Selasa (16/3) menyerukan pembuatan “kesepakatan keanekaragaman hayati ala Perjanjian Paris,” seraya menyebutkan bahwa Uni Eropa (UE) siap menegosiasikan ambisinya di konferensi keanekaragaman hayati Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di China.
Saat berbicara dalam acara Berlin Energy Transition Dialogue 2021, von der Leyen menyampaikan bahwa Komisi Eropa akan segera menyajikan kerangka hukum untuk pemulihan ekosistem yang sehat, dengan ambisi melindungi “sedikitnya 30 persen wilayah daratan dan laut di UE.”
Menurut von der Leyen, hilangnya keanekaragaman hayati tidak hanya berarti hilangnya “ruang hijau atau habitat alami,” tetapi juga hilangnya “sekutu utama” dalam upaya dunia memerangi perubahan iklim dan kenaikan suhu.
Perjanjian Paris, kesepakatan bersejarah yang berupaya mengendalikan perubahan iklim dan mengurangi dampaknya, dicapai dalam sesi ke-21 Konferensi Para Pihak (Conference of the Parties/COP21) yang melibatkan 196 Pihak dalam Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim PBB (United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC) pada Desember 2015 lalu.
“Kami siap merundingkan ambisi yang sama di tingkat global, di Konferensi Tingkat Tinggi Keanekaragaman Hayati PBB berikutnya di Kunming. Karena hal ini harus bisa menjadi seperti COP21 untuk iklim!” kata von der Leyen.
Sesi pertemuan ke-15 Konferensi Para Pihak untuk Konvensi Keanekaragaman Hayati (COP15) akan digelar pada Mei mendatang di Kota Kunming, Provinsi Yunnan, China barat daya. [Xinhua]