WARTABUANA – Pernyataan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri terkait unggahan foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sedang membaca buku “How Democracies Die” jadi bahan ‘bully” netizen di media sosial.
“Kemarin saya lihat ada di media, Pak Anies membaca How Democracies Die. Bukunya ada itu sudah lama tahun 2002, saya sudah baca buku itu. Kalau ada yang baru baca sekarang, kayak baru bahwa itu udah lama,” kata Firli dalam acara Serah Terima Barang Rampasan dari KPK, Selasa (24/11/2020).
Pernyataan itu dilontarkan Firli saat dirinya menjelaskan soal bahaya korupsi. Menurut Firli, banyak negara gagal mewujudkan tujuan negara, karena masifnya perbuatan korupsi.
Selain menyinggung soal buku How Democracies Die yang dibaca Anies, Firli juga mengaku sudah membaca buku Why Nations Fail sejak 2002.
Pernyataan itu, sontak menjadi sorotan publik karena berdasarkan informasi dari Goodreads, ternyata buku How Democracies Die merupakan buku non-fiksi yang ditulis oleh ilmuwan politik Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt itu dirilis pada 2018.
Para penulis, yang sama-sama profesor di Harvard, mengeksplorasi bagaimana demokrasi Amerika terancam dengan memeriksa contoh-contoh masa lalu dari kerusakan demokrasi.
Sementara itu, buku Why Nations Fail yang juga disinggung oleh Firli juga diketahui baru dirilis pada 2012 berdasarkan informasi dari Goodreads.
Aktivis Ravio Patra melalui akun twitter @raviopatra turut berkomentar mengenai pernyataan Ketua KPK Firli Bahuri.
“Firli ini murid yang di kelas selalu nyeletuk “oh iya gue udah baca tuh bagus banget” tiap orang lagi bahas buku, padahal buku yang dibahas rilis aja belum lmao,” cuitnya, Selasa (24/11/2020).
Cuitan Ravio Patra itu pun mendapat banyak tanggapan dari para warganet. Misalnya akun @MSukoco yang mencuit “Jauh bgt 2002 ke 2018 kalau salah 1 atau 2 taun mah masih wajar lah ya, siapa juga yg nginget2 taun publish.”
Kemudian, akun @Topan39190755 juga menanggapi dengan cuitan “Haha..cakep..2002 – 2018. Kejauhan selisihnya. Berarti dia uda baca semenjak ada dalam pikiran sipenulis. Keahlian dalam membongkar segala hal.”[]