JAKARTA, WB – Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa menganalogikan bahaya pornografi seperti fenomena gunung es. Itu artinya ancaman kekhawatiran pornografi sudah masuk kategori menghawatirkan layaknya narkoba. Dan Khofifah menegaskan bahwa sejak Februari lalu, Indonesia sudah menyatakan perang dan darurat pornografi.
“Indonesia memerlukan upaya preventif dan kuratif agar generasi bangsa selamat dari pornografi, ujar Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa usai acara pertemuan kerjasama Kementerian Sosial dengan Muslimat NU di Hotel Boutique Jakarta, Selasa (15/9/2015).
Namun sayangnya, Khofifah menilai banyak pihak yang menganggap hal itu sebagai tindakan `lebay`. Padahal Khofifah mencatat dan banyak mendapatkan laporan mengenai korban akibat pornografi yang kebanyakan korban atau pelaku dilakukan oleh anak-anak.
“Banyak laporan ke saya, tapi kendalanya mereka tidak mau dipublikasikan. Lalu, saya panggil dinas sosial (dinsos) untuk memastikan kejadiannya. Disini korban butuh trauma healing dan konseling, ”ujar Khofifah.
Terkait penyebaran pornografi, kemensos sendiri mengakui agak kesulitan untuk menghilangkannya. Namun Kemensos sendiri berupaya untuk mempersempit ancamannya dengan banyak menggandeng public private sector, ormas dan pihak-pihak terkait lainnya.
“Tentu saja, butuh sinergitas dengan public private sector, ormas dan pihak-pihak terkait lainnya, ”papar Khofifah.
Khofifah juga mengatakan Sinergisutas juga dilakukan dengan, para religious leader yang dinilai bisa berperan aktif dengan menyapa para jamaah baik di tempat ibadah maupun tempat-tempat lainnya.
Lebih jauh Khofifah menambahkan, untuk penanganan narkoba ada telpon adiksi call center 021 171 di Pusat Penyuluhan Sosial (Puspensos). Ke depan, penanganan pornografi juga akan dibuatkan call center serupa agar efektif dan lebih luas penjangkauannya.
“Kami sedang mengevaluasi dari call center adiksi tersebut, dan ini bisa untuk mencegah pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak serta menekan incest agar tidak ditutup-tutupi dengan call center model adiksi tersebut,” tandas Khofifah.[]