WARTABUANA – Kasus pembunuhan sadis terhadap wanita muda Ferin Diah Anjani, seorang SPG cantik terungkap. Pelaku adalah Kristian Ari Wibowo, pemuda 30 tahun yang baru dikenal korban lewat instagram.
Mayat korban ditemukan di kawasan Hutan Jati, Desa Wates, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora, Rabu (1/8/2018) lalu. Saat ditemukan,mayat korban sudah hangus terbakar. Identifikasi pun sulit dilakukan. Saat itu, polisi menduga ciri-ciri korban berambut panjang 30 cm, tinggi 160 cm. Usia diperkirakan 20-25 tahun.
Akhirnya penyelidikan menemukan titik terang. Diawali dengan terungkapnya identitas korban. Setelah mengumpulkan keterangan saksi serta bukti, polisi menyimpulkan korban tewas dibunuh. Tak butuh waktu lama, Kristian Ari Wibowo berhasil ditangkap.
Kepada penyidik, pelaku mengaku baru kenal dengan korban. Mereka bertemu di dunia maya. Kapolres Blora AKBP Saptono mengatakan keduanya berkenalan di Instagram. Hingga akhirnya janjian untuk kopi darat. “Mereka tidak saling kenal. Dia kenal lewat Instagram dan memutuskan ketemuan,” tambahnya.
Kopi darat itu berujung kesepakatan untuk menginap di sebuah hotel di Semarang. Entah setan apa yang merasuk. Usai berkencan, pelaku tergiur dengan sejumlah barang berharga korban. Ia jadi gelap mata. Ferin Anjani dibekap, dipukuli kemudian dicekik hingga tak sadarkan diri. “Setelah itu perhiasan korban, gelang, kalung serta handphone diambil pelaku,” ungkap Saptono.
Untuk menghilangkan jejak, pelaku berencana membuang tubuh Ferin Anjani yang saat itu dikira sudah tewas. “Tangan dan kaki korban diikat lalu ditutup sprei hotel,” kata Saptono.
Lantas, pelaku memasukkan tubuh korban ke Honda Jazz yang ia sewa. Dalam perjalanan mencari lokasi pembuangan, pelaku mendapati jika Ferin Anjani masih hidup.
Pelaku panik, lantas menuju kawasan Hutan Jati di Blora. Di sana, pelaku menyiram tubuh Ferin yang terikat dengan bensin satu liter. Kemudian dibakar. Padahal, jelas saat itu Ferin masih bernyawa.
“Jadi melihat korban masih hidup, akhirnya pelaku menurunkan korban di hutan. Melihat tidak ada orang akhirnya, pelaku menyiram bensin satu liter ke tubuh korban dengan di bakar hidup-hidup. Usai dibakar melihat kondisi aman, pelaku meninggalkan korban di hutan,” beber Saptono.
Saptono menjelaskan keterangan korban dibakar hidup-hidup berdasarkan keterangan dari penyelidikan tim Labfor Polda Jateng. “Jadi korban dibakar ada hasil autopsi disisi lain pelaku mengakuinya,” katanya.
Diketahui, Kristian merupakan manajer front office di sebuah hotel di Semarang. “Pelaku ini padahal kerjanya front office hotel lho, gajinya ya harusnya mencukupi, apalagi dia ini (lulusan) S1. Beda, hotelnya tempat pelaku kerja sama TKP dia membunuh korban ini beda hotel,” bebernya.
Dalam penyelidikan juga terungkap, ternyata pelaku pernah membunuh perempuan lain pada tahun 2011. Kini polisi mendalami dugaan ada korban lagi selain dua perempuan yang sudah diakui Ari.
“Ya masih kita dalami, karena kita juga dapat info masih di daerah lain ada pula korban yang dibakar,” ujar Saptono.
Ari melancarkan aksi sadisnya dengan motif dan modus yang sama. “Karena dua kali ini motifnya hampir sama. Dengan mencari kenalan-kenalan perempuan yang dikira ada, bisa dia ambil barang-barangnya. Sehingga pengembangan tetap (dilakukan),” katanya.
Menurut Saptono, kasus pembunuhan tahun 2011 lalu motifnya mirip dengan yang menimpa korban Ferin. Pelaku berkenalan dengan korban melalui media sosial, kemudian bertemu di salah satu hotel di Semarang.
Saat di dalam kamar itulah, korban dipukul menggunakan barbel seberat 2 kilogram hingga menyebabkan korban tak sadarkan diri. Baru kemudian dibawa ke Blora lalu dibakar di kawasan hutan jati Todanan, Blora. []