WARTABUANA – Sebuah kebun binatang di Australia menyambut kelahiran seekor bayi badak hitam yang merupakan spesies sangat terancam punah. Kelahiran ini membantu kelangsungan spesies tersebut di saat populasinya di alam liar berjuang dari kepunahan.
Kebun Binatang Taronga Western Plains di Dubbo pada Senin (1/3) mengungkapkan bayi badak berjenis kelamin betina itu lahir dengan selamat, dan akan menghabiskan beberapa bulan ke depan bersama sang induk sebelum ditampilkan ke hadapan publik.
“Saat ini, penting bagi sang induk dan bayinya untuk membangun ikatan dan membiarkan bayi itu tumbuh dan berkembang sebelum dipindahkan ke kandang badak hitam di area kebun binatang,” kata Direktur Kebun Binatang Taronga Western Plains Steve Hinks.
Bayi badak ini menjadi bayi keempat yang dilahirkan di Kebun Binatang Taronga Western Plains dalam enam tahun terakhir, sebagai bagian dari program penangkaran konservasi internasional terkemuka, yang dimulai sejak tahun 1990-an.
Sayangnya, bayi ini juga merupakan keturunan terakhir dari Kwanzaa, pejantan utama di kebun binatang tersebut, yang mati pada 2020 lalu.
“Kwanzaa memainkan peran penting dalam program penangkaran konservasi badak hitam di Dubbo, empat anak dihasilkan darinya, dan sungguh perasaan yang luar biasa melihat keturunan terakhirnya lahir dengan selamat,” ujar Hinks.
Antara tahun 1960 hingga 1995, populasi badak hitam di alam liar menyusut sebanyak 98 persen akibat ulah pemburu dan pemukim Eropa, menurut World Wildlife Fund (WWF).
Berkat upaya konservasi yang gigih di seluruh Afrika dan dunia, jumlah badak hitam berhasil meningkat lebih dari dua kali lipat setelah sempat berada di ambang kepunahan 20 tahun lalu. Kini jumlahnya tercatat sekitar 6.000 ekor.
Kendati demikian, hewan ini masih tergolong spesies sangat terancam punah, salah satunya akibat perdagangan ilegal cula badak, di antara masalah utama lainnya yang terus menghambat dan mengancam pemulihan hewan tersebut di alam liar. [Xinhua]