WARTABUANA – Filipina menunda rencana untuk membuka kembali bioskop di saat unit-unit pemerintah daerah (local government unit/LGU) sedang menyusun draf aturan operasional terkait kebijakan baru yang bertujuan mendorong aktivitas ekonomi di tengah pandemi COVID-19, demikian disampaikan Juru Bicara Kepresidenan Filipina Harry Roque pada Senin (15/2).
Roque mengatakan target waktu tentatif untuk pembukaan kembali bioskop di area-area pemberlakuan karantina masyarakat umum (general community quarantine/GCQ), termasuk Metro Manila, adalah 1 Maret.
“Bioskop akan dibuka pada 1 Maret, apabila (rencana) itu diloloskan,” ujar Roque dalam konferensi pers yang disiarkan di televisi, seraya menyebutkan perlunya melanjutkan konsultasi dengan LGU dan membuat pedoman operasional sebelum bioskop dapat dibuka kembali.
Diungkapkan Roque, pedoman tersebut mencakup jumlah penonton yang diperbolehkan di dalam gedung bioskop dan kepatuhan ketat terhadap standar kesehatan masyarakat minimum.
Satuan tugas coronavirus antarlembaga pekan lalu menyetujui resolusi yang memungkinkan lebih banyak bisnis, termasuk bioskop tradisional dan tempat bermain atau arkade umum, untuk dibuka kembali dan diperluas guna membangkitkan kembali perekonomian yang terdampak coronavirus.
Satuan tugas tersebut juga mengizinkan beberapa bisnis, termasuk sekolah mengemudi, perpustakaan, bioskop tradisional, arkade video, gedung arsip, museum, dan pusat budaya untuk dibuka kembali dan diperluas.
Para wali kota di wilayah Metro Manila menentang resolusi yang mengizinkan pembukaan kembali bioskop, arkade, dan bisnis hiburan lainnya mulai 15 Februari karena kekhawatiran terkait penularan virus.
Ketua Otoritas Pembangunan Metro Manila Benhur Abalos mengatakan pembukaan kembali bioskop merupakan keputusan yang “paling kontroversial” di antara kebijakan-kebijakan baru itu.
“Hal yang benar-benar menarik perhatian semua orang adalah (pembukaan kembali) bioskop. Hampir semua wali kota menentangnya karena khawatir langkah tersebut dapat menyebabkan lonjakan kasus COVID-19,” katanya dalam konferensi media daring terpisah.
Pemerintah Filipina melonggarkan pembatasan karantina meski jumlah kasus mengalami peningkatan stabil. Metro Manila, yang dihuni sekitar 13 juta orang, masih menjadi pusat penyebaran virus.
Departemen Kesehatan Filipina pada Senin melaporkan 1.685 kasus terkonfirmasi baru COVID-19, menambah total kasus di negara Asia Tenggara itu menjadi 550.860.
Jumlah kematian naik menjadi 11.517 setelah tambahan dua pasien meninggal akibat epidemi coronavirus, sebut departemen itu. Departemen tersebut menambahkan bahwa tambahan 14 pasien dinyatakan sembuh, sehingga total pasien sembuh naik menjadi 511.755 orang.
Satuan tugas coronavirus juga melonggarkan pembatasan di tempat ibadah, menaikkan limit kapasitas tempat duduk atau lokasi dari 30 persen menjadi 50 persen. Tidak ada wali kota yang menentang kebijakan baru terkait tempat ibadah, tutur Abalos.
Filipina, dengan populasi sekitar 110 juta jiwa, telah melakukan pengujian terhadap lebih dari 7,81 juta orang sejak kemunculan COVID-19 pada Januari tahun lalu.
Pemerintah berencana membeli 148 juta dosis vaksin COVID-19 untuk memvaksinasi hingga 70 juta warga Filipina tahun ini. [Xinhua]