WARTABUANA – Kampanye vaksinasi COVID-19 pertama di Afrika menggunakan vaksin yang disediakan oleh COVAX, inisiatif global untuk mewujudkan akses vaksin COVID-19 yang adil, dimulai pada Senin (1/3) di Ghana dan Pantai Gading, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kampanye itu merupakan lanjutan dari pengiriman vaksin ke kedua negara tersebut pada pekan lalu, dengan Ghana menerima 600.000 dosis pada 24 Februari dan Pantai Gading menerima 504.000 dosis dua hari kemudian, sebut WHO dalam pernyataan persnya.
Kedua negara itu menerima vaksin AstraZeneca/Oxford dari Institut Serum India (SII), yang mendapat izin untuk menerapkan Prosedur Daftar Penggunaan Darurat (Emergency Use Listing/EUL) dari WHO pada 15 Februari.
Pengiriman tersebut menandai dimulainya peluncuran vaksin global terbesar serta paling cepat dan kompleks dalam sejarah. Secara keseluruhan, COVAX menargetkan untuk mengirim sedikitnya dua miliar dosis vaksin COVID-19 pada akhir 2021, termasuk setidaknya 1,3 miliar dosis ke 92 negara yang memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan melalui inisiatif internasional yang dipimpin WHO itu, menurut pernyataan pers tersebut.
“Ini adalah hari yang telah kita impikan dan upayakan selama lebih dari 12 bulan,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. “Namun, kesuksesan masih belum dicapai. Ini hanyalah awal dari apa yang ingin dicapai oleh COVAX.”
Menurut WHO, dimulainya kampanye imunisasi terbesar di Afrika dalam sejarah melalui COVAX menandai kemajuan dalam perjuangan benua itu melawan COVID-19. Ini adalah perubahan yang disambut baik untuk membawa negara-negara Afrika yang sebelumnya tersisih kembali ke jalur pelaksanaan vaksinasi, mengoreksi ketidakadilan mencolok yang sayangnya menjadi ciri dari peluncuran vaksin global hingga saat ini. [Xinhua]