JAKARTA, WB – Presiden Jokowi mengungkapkan dari hitungan dan data yang diterimanya, di Jakarta setahun Indonesia kehilangan Rp 28 triliun karena kemacetan. Di Bandung plus ke Jakarta itu kehilangan Rp 7 triliun setiap tahun karena kemacetan. Jadi secara hitungan-hitungan makro negara setiap tahun berarti kehilangan kurang lebih Rp 35 triliun.
“Jadi ini mutlak diperlukan pembangunan karena kita tidak ingin kehilangan uang yang percuma karena adanya kemacetan,” kata Jokowi seperti dikutip dari laman Setkab.go.id, Jakarta, Rabu (30/3).
Karena itu Jokowi menginginkan LRT, MRT terintegrasi dengan airport. Menurut Presiden, yang di Palembang sudah dari airport. Yang di sinipun (Jakarta), lanjut Presiden, sebaiknya LRT-nya yang ke airport, karena kereta api juga sudah, atau mungkin kereta api cepatnya yang sampai ke airport.
“Tetapi semuanya mestinya harus dikalkulasi, dihitung sehingga ini menjadi alternatif-alternatif bagi masyarakat untuk memakai moda transportasi apa yang disenangi,” tutur Presiden.
Presiden Jokowi juga menegaskan, percepatan ini juga harus dilakukan karena juga ada momentum Asian Games yang ke-18 yang akan berlangsung 2018 yang akan datang.
Karena itu, supaya ini semuanya nantinya, terutama yang LRT itu bisa selesai semuanya, maka d masalah-masalah yang ada diharapkan semuanya bisa diselesaikan. baik mengenai trasenya, mengenai spek (spesifikasi) teknis untuk kereta api LRT, masalah pembiayaan, dan masalah sumber daya penggeraknya.
“Juga masalah perizinan yang berkaitan dengan tata ruang, dengan ruang, serta masalah persinggungan dengan flyover dan mungkin trase jalur LRT atau MRT. Kita harapkan semuanya terintegrasi dan saya melihat kalau yang dulu-dulu yang kita lihat dulu di Kementerian Perhubungan sudah ada semuanya. Sehingga prinsip yang ingin kita bangun adalah sebuah produktivitas, efisiensi, dan efektivitas dari investasi yang ada,” pungkas Presiden. []