WARTABUANA – Jepang tidak akan mengikuti jejak Amerika Serikat untuk memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Jerusalem. Apa yang dilakukan Donlad Trump merupakan pelanggaran terhadap resolusi dan legitimasi internasional.
Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono yang sedang melakukan kunjungan ke Timur Tengah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi.
Keduanya membahas perkembangan di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, krisis Suriah dan perang melawan terorisme, serta meningkatkan hubungan Yordania-Jepang. Kantor berita resmi Yordania melaporkan, Rabu, (27/12/17).
Dalam pertemuan tersebut, Safadi mengatakan kepada Jepang bahwa keputusan AS mengakui Jerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaannya ke kota itu “merupakan pelanggaran terhadap resolusi dan legitimasi internasional”.
Menteri luar negeri Jepang mengatakan negaranya tidak akan memindahkan kedutaannya ke Jerusalem karena menganggap kota tersebut sebagai isu status terakhir yang nasibnya harus diputuskan melalui perundingan langsung.
Kono memuji upaya Yordania untuk membangun perdamaian, keamanan dan stabilitas dan memajukan budaya perdamaian dan rasa hormat terhadap orang lain. Kono juga menghargai upaya Kerajaan untuk menampung dan memberikan bantuan kepada para pengungsi.
Komentar menteri luar negeri Jepang tersebut muncul setelah dia bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas dalam pertemuan terpisah pada hari Senin kemarin di Jerusalem dan Ramallah.
Yordania telah menjadi salah satu kritik vokal terhadap keputusan Trump atas Jerusalem. Safadi memperingatkan bahwa tindakan tersebut akan memiliki “konsekuensi berbahaya” dan “akan memicu kemarahan” di dunia Arab dan Muslim. []