JAKARTA, WB – Ketua presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane mendesak polisi mencari tahu, siapa tim pengantar dan siapa tim penjemput para pelaku serangan teror di Jl Thamrin, beberapa waktu lalu. Kata Neta, sangat mustahil, jika para pelaku tiba-tiba muncul tanpa diantar dan dibiarkan tanpa dijemput usai melakukan misinya.
“IPW memberi apresiasi pada kinerja Polri dalam mengatasi serangan teror di Jl Thamrin. Namun, IPW berharap Polri mencermati CCTV dan semua rekaman gambar di sekitar TKP untuk mencari kapan rombongan pelaku tiba dan apakah ada tim penjemput untuk
membawa (escape) para pelaku dari TKP setelah melakukan serangan,”ujar Neta lewat pesan singkatnya, Senin (18/1/2016)
Ia menjelaskan, aksi teror sangat mustahil dilakukan jika para pelaku dibiarkan datang sendiri dan tidak disiapkan tim penjemput. Apalagi polisi sudah menyebutkan ada mobil berplat D yang diduga mengantar para pelaku.
Pertanyaannya mobil itu milik siapa? Dengan terlacaknya tim pengantar dan tim penjemput akan makin mudah bagi Polri untuk membongkar jaringan teroris super nekat ini,” kata Neta.
Neta menambahkan, saat ini polisi perlu melakukan visium ke jenazah para pelaku agar
diketahui, apa obat yang mereka minum sebelum melakukan serangan. Sebab pelaku tampak sangat tenang dalam beraksi. Tidak ada raut takut dan cemas, meski beraksi di ruang terbuka yang disaksikan banyak orang dan wajahnya gampang dikenali. Apakah sikap tenang ini dipengaruhi obat atau pelaku merasa nyaman karena ada tim penjemput yang akan membawanya escape.
Data IPW mengungkapkan, sejak 2010 kelompok Solo sudah merencanakan serangan teror ke Mabes Polri sebagai balas dendam karena banyaknya anggotanya ditangkapi. Uji coba mereka lakukan dengan melakukan bom bunuh diri ke Polres Cirebon. Cukup banyak pihak yang terlibat dalam bom Cirebon dan sebagian sudah tertangkap. Namun pembuat bom Cirebon, Irwan dan Endut masih DPO hingga kini.[]