JAKARTA, WB – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, menyikapi maraknya aksi kerusuhan di Yogyakarta belakangan ini. Terakhir bentrokan antara massa pendukung Jokowi dan mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) di depan Kampus UII, Jalan Taman Siswa, Yogyakarta, Rabu (17/6/2014).
Menurut Neta, aksi kerusuhan yang kerap terjadi di wilayah Sri Sultan Hamengkubuwono tersebut, kian hari memperlihatkan situasi yang kian menghawatirkan.
“Akhir-akhir ini Yogya makin rawan. Kasus pembunuhan anggota kopassus yang berbuntut adanya penyerangan terhadap LP Cebongan adalah satu bukti bahwa kamtibmas di Yogya makin tak terkendali,” ujar Neta saat dihubungi wartabuana.com, Rabu (18/6/2014).
Neta mengatakan, beberapa bulan setelah kasus Cebongan di Yogya terjadi, rentetan aksi bom molotov, terhitung ada 7 kasus tapi tak satupun pelakunya ditangkap polisi. Sampai kemudian terjadi penyerangan terhadap rumah dan pengeroyokan pada Julius ketua sahabat Jokowi Yogya, yang kemudian berlanjut pada penyerangan pada rumah pendeta Nico.
“Kasus tersebut menunjukkan Yogya kian rawan dan rentetan itu terjadi akibat tidak tegasnya Kapolda dalam menindak para pelaku, sehingga orang yang hendak berbuat anarki seakan mendapat angin dan tidak khawatir ditangkap polisi,” ujarnya.
Dari rentetan kasus tersebut, yang terbaru adalah kasus bentrokan massa kampanye pendukung Jokowi dengan mahasiswa dan warga. Menurut Neta, hal itu bagian dari makin rawan dan tidak terkendalinya keamanan di Yogya.
“Jika kondisi ini terus dibiarkan dikhawatirkan konflik di Yogya akan kian melebar, terutama menjelang atau pasca pilpres 2014. Untuk itu sudah saatnya Kapolri mengevaluasi kepemimpinan Kapolda Yogya dan menggantinya kepada pati yang bisa bertindak tegas,” pungkas Neta.
Serang Mahasiswa
Sebuah situs berita menurunkan berita tentang kampanye Jokowi-JK yang dilaksanakan oleh PDIP di di stadion mandala krida, Yogyakarta pada Selasa (17/6/2014) berakhir anarkis. Dalam kejadian tersebut banyak warga terluka, diantaranya mahasiswa UII Yogja.
Berikut ini kronologis tindakan brutal yang dilakukan simpatisan Jokowi-Kalla tersebut:
Sekelompok mahasiswa Fakultas Hukum UII menjadi korban kebrutalan simpatisan Jokowi-JK di depan kampus UII Jalan Taman Siswa. Mereka dipukul dengan pemukul dari bambu dan kayu, juga ada yang menggunakan pentungan.
Para korban akhirnya menjalani visum. Ada satu korban yang parah kepala bocor berinisial AK, seorang mahasiswa angkatan 2010 Fakultas Hukum UII yang dirawat di RS Hidayatullah, Yogyakarta.
Bentrok itu dipicu masalah sepele, beberapa mahasiswa yang hendak menyaberang jalan kebetulan bertemu dengan simpatisan pendukung Jokowi-JK. Massa yang umumnya mengenakan atribut PDI Perjuangan itu mengacungkan pentungan kepada para mahasiswa yang sudah melewati setengah dari bagan jalan.
Semula, mahasiswa yang menjadi bulan-bulanan itu hendak ditolong oleh dua tukang parkir, namun keduanya malah jadi sasaran amukan massa. Dua juru parkir itu ditendang dan dipukuli. []