WARTABUANA – Dunia tengah diguncang virus ebola yang sangat mematikan, dan punya tingkat 90% kematian bagi orang yang terinfeksi. Bagaimana sebenarnya virus mematikan ini bekerja?
Saat seseorang terinfeksi virus Ebola, gejala pertama yang dirasakan adalah demam, sakit kepala terus-menerus, dan sakit tenggorokan. Nafsu makan juga otomatis berkurang atau hilang sama sekali saat virus ini masuk ke dalam tubuh.
Setelah beberapa hari menyerang, penderita akan mulai merasakan sakit perut kronis, sakit pada tubuh, muntah-muntah, hingga diare berat.
Penyerangan pada pembuluh darah juga membuat penderita ebola mengalami pendarahan yang keluar dari mata, hidung, dan telinga. Bagian putih pada bola mata berubah kemerahan, dan kulit diserang ruam-ruam merah.
Pada dasarnya, virus ebola menyerang sistem kekebalan tubuh – persis dengan kerja virus HIV yang juga mematikan. Namun, virus ebola jauh lebih agresif sehingga sistem kekebalan tubuh akan hancur sepenuhnya hanya dalam hitungan minggu. Sementara penderita HIV bisa bertahan selama tahunan.
Namun dengan penanganan yang baik, ebola dapat disembuhkan – berbeda dengan HIV yang hingga saat ini belum dapat diobati sepenuhnya setelah menyerang tubuh manusia.
Dalam jangka waktu 2-21 hari tahap pertama ebola, ketika sakit kepala dan muntah-muntah mulai menyerang, virus ini sangat agresif dalam menular ke individual lain. Virus ini bisa menular dari ludah, sekresi, sperma, darah, dan kontak dengan cairan tubuh lain dari si penderita.
Lebih mengerikan lagi, karena tahap awal ebola yang lebih seperti sakit flu biasa, banyak orang tidak sadar dan terlanjur menularkannya ke orang lain. Karena itulah biasanya ebola akan menyerang sebuah komunitas dan jika tidak segera diisolasi dan diobati, penularan akan semakin tidak terkendali.
Penyebaran ebola yang menghebohkan dunia baru-baru ini awalnya menyerang penduduk di Afrika Barat, dimulai dari pedesaan kecil di Guinea. Kurangnya perhatian medis di wilayah ini membuat ebola berkembang sangat cepat, dan dari bulan Februari hingga saat ini sudah menelan korban lebih dari 1,200 orang.
Jumat (25/7/2014) lalu, seorang pengacara warga negara AS tewas di kota Lagos, Nigeria, akibat tertular ebola dalam waktu singkat. Padahal, pria tersebut hanya mengunjungi Lagos untuk menghadiri pemakaman saudarinya, yang juga tewas akibat ebola.
Penyebaran ebola kali ini dianggap sebagai bencana medis kronis sejak virus ini pertama kali ditemukan pada tahun 1976. []